Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat melaksanakan Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi 2019. Riset ini dilaksanakan di 12 kota di Indonesia, dimana salah satunya adalah DKI Jakarta. Di DKI Jakarta sendiri, KPI Pusat bekerjasama dengan Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN Veteran Jakarta. Â
"Kegiatan ini adalah tahun ke dua, KPI bekerjasama dengan UPN Veteran Jakarta dalam menyelenggarakan Riset Indeks Kualitas Siaran Televisi," jelas Yuliandre Darwis, Ph.D., Ketua KPI Pusat dalam sambutannya pada acara Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) yang dilaksanakan di Hotel Aston TB. Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat, 17 Mei 2019.
Lebih jauh, mantan Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) tersebut juga menyampaikan bahwa riset ini merupakan pengejawantahan baru dalam melihat bagaimana persepsi masyarakat dan para ahli dalam melihat kualitas siaran televisi di Indonesia.
"Semoga saja riset ini memiliki sebuah kekuatan agar data-data ilmiah ini bisa disiarkan oleh akademisi yang mengamati perkembangan penyiaran Indonesia dalam bentuk bahan kuliah, tulisan di jurnal, atau tulisan untuk makalah di seminar," harap Yuliandre Darwis, Ph.D.
Ketua KPI Pusat juga berharap semoga kerjasama KPI dengan Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran Jakarta, tidak sebatas riset ini saja, tetapi juga bisa menyelenggarakan kegiatan lain, seperti penyelenggaraan Konferensi Penyiaran Indonesia.
"Semoga tahun depan Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran Jakarta bisa menjadi tuan rumah acara konferensi tahunan yang diselenggarakan KPI ini," ungkap pria yang juga merupakan Dosen di Universitas Andalas ini.
Dalam kesempatan itu, Ketua KPI Pusat juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami krisis tentang kajian-kajian penyiaran.
"Di tengah kondisi seperti ini, dibutuhkan kajian-kajian strategis tentang penyiaran di Indonesia, UPN Veteran Jakarta bisa menjadi lembaga yang menghasilkan narasi-narasi tentang penyiaran yang bisa mendorongnya kehidupan yang lebih baik," harap Yuliandre Darwis, Ph.D.