Informasi menyebar dengan cepat meninggalkan kebenaran yang masih tertatih di separuh jalan. Ungkapan itu sangat relevan dengan kondisi kita saat ini. Perkembangan teknologi yang ditopang infrastruktur memungkinkan setiap orang dengan perangkat mobile mampu mengakses informasi semudah menggerakkan ujung jempol.
Meski demikian, kemudahan itu tentu ada konsekuensinya. informasi yang bisa kalian akses setiap saat itu tidak sepaket dengan data dan fakta yang menjamin keakuratan dan kebenarannya.
Selain itu, media sosial menghadapkan kalian pada masalah lainnya yakni sebaran akun anonim yang tidak terkendali. Ada pula akun terverifikasi dengan jumlah pengikut yang tidak sedikit tetapi sering membagikan informasi tanpa memerhatikan kaidah-kaidah validasi dan relevansi.
Terutama jika yang dibahas adalah isu yang masuk kategori trending topic, kasus yang diviralkan, atau peristiwa yang menyerang kredibilitas orang lain. Belum lagi algoritma media sosial yang didesain menampilkan informasi yang sesuai dengan apa yang memang kalian ingin tonton atau dengarkan bukan informasi yang benar-benar kalian butuhkan.
Hampir seluruh informasi yang kalian anggap benar tidak berasal dari pengalaman kalian sendiri. Kalian justru memeroleh informasi itu dari orang lain yaitu orang yang kalian percaya atau anggap kredibel untuk menyampaikan informasi yang menurut kalian faktual dan layak mendapat perhatian.
British Royal Society punya slogan dengan landasan filosofis kuat terkait hal itu yang bisa kalian jadikan patokan hidup. "Nullius in verba" yang berarti "Jangan bersandar pada apa kata orang" menyarankan kalian untuk mengulik sendiri data dan fakta dari informasi yang diterima serta tidak gegabah dalam mengambil keputusan terkait informasi yang kalian terima termasuk menyebarkannya kepada orang lain.
Lalu bagaimana kalian mengetahui bahwa informasi yang kalian terima itu faktual dan berdasarkan data yang valid? Dr. Michael Baumann, pendidik yang mengabdikan diri melatih Netizen bertindak kritis dalam menganalisis informasi melalui proyek ambisiusnya, The Elements of Truth, memberi solusi.
Caranya, dengan mengajukan pertanyaan kepada diri kalian sendiri begitu menerima informasi dari orang lain. Ada 8 (delapan) pertanyaan yang terdiri dari empat pertanyaan mengenai sumber informasi dan empat pertanyaan mengenai informasi itu sendiri. Berikut rincian dari daftar pertanyaannya:
1. Bagaimana kualitas dari siaran/ saluran informasi yang kalian peroleh?
Publikasi atau penyebaran informasi merupakan elemen penting karena mengindikasikan metode atau pendekatan yang digunakan. Metode penyampaian informasi yang secara jelas disebutkan menyertai informasi tersebut menunjukkan ketelitian serta konsistensi dari informasi serupa. Siaran atau saluran publikasi yang baik melibatkan Instansi, Lembaga, atau perwakilan yang punya legalitas dan otoritas yang diakui.