Mohon tunggu...
Azwardi Iqbal Usman
Azwardi Iqbal Usman Mohon Tunggu... Administrasi - Creative, Initiative, and Eager to Learn

Young knowledgeable public relations and communications professional with more than 8 years in developing, implementing, and managing public relations strategies, campaigns, and activities. 2 years of experience in blockchain and cryptocurrency sectors. Blockchain Certified from Great Learning and Digital Marketing Certified from Google and HubSpot Totally, I have more than 8 (six) years of experience as Public Relations, Social Media, and Digital Marketing and have completed my Bachelor of Communications (S.I.Kom) at Universitas Padjadjaran and Master of Business Administration (M.B.A.) at Universitas Gadjah Mada. In addition, I also have skills and qualifications with Adobe Software (Photo, Design, and Video Editor). I am passionate to learn, and a friendly and curious person who always wants to know how to improve my knowledge. Focus on making a great achievement. Willing to expose new challenges in other fields. For further reference about my previous work, you can visit my Linkedin profile at https://id.linkedin.com/in/azwardiiqbal Best Regards, Azwardi Iqbal Usman

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sekarang Pasar Tradisional Punya E-Commerce Marketplace

2 Juni 2016   14:07 Diperbarui: 2 Juni 2016   14:14 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: 1.bp.blogspot.com

Sebelumnya saya akan coba membuat anda mengingat sebuah momen di hari minggu pagi yang mungkin pernah kita alami. Saya dan anda semasa bocah dulu sering mendengar "Nak ikut temenin ibu belanja ke pasar yuk? nanti boleh beli eskrim atau kue". respon kita kebanyakan sih tidak langsung mengiyakan bukan? karena yang kepikiran "Pasar? ah panas, pengap, dan bau tapi kalau gak dituruti nanti durhaka" tetapi memang lama kelamaan pasar tradisional yang dalam pikiran kita seperti itu berubah menjadi pasar modern, so far better than old traditional market. Kenapa disebut pasar modern karena harga tetap terhitung murah karena ada tawar menawar harga tetapi lebih tertata dengan rapi, aroma-aroma bau jauh berkurang banget dan tidak sepanas dulu lagi ada kipas angin besar yang dipasang.

Tetapi mungkin kalo anda melihat judul saya apakah membuat mengerutkan kening anda dan terucap "ah yang bener?" Ini beneran saya tidak bohong, Tanah Abang sekarang goes online loh! Namanya tanahabangmarket.co.id diresmikan oleh Pak Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia tanggal 1 Juni 2016 kemarin (yaa saya promosikan sedikit demi kemajuan negeri sendiri ini hehe). Satu kata dari saya Keren!. Suatu inovasi? jelas sekali. Coba kita buka smartphone kita masing-masing dan cukup jawab dalam hati masing-masing. Ada aplikasi ojek dan mobil online? shopping online? pencari penginapan terjangkau? dan/atau pesan tiket pesawat online?. Semua serba ada aplikasinya kalaupun belum berupa aplikasi tetapi bisa dipesan secara online. 2016 sepertinya menjadi sebuah tahun yang membuktikan semakin tumbuh suburnya bisnis yang serba online dan Tanah Abang coba masuk ke dalam bisnis online ini, jadi kalau kita butuh beli kain, batik, sampai grosiran yaa tinggal buka websitenya.

2016 sebagai tahun yang menunjukkan tumbuh suburnya online bisnis dan jujur pasti kita tidak bisa lepas dari mereka bukan? bahkan kita pakai dalam kegiatan sehari-hari. Itu baru aplikasi-aplikasi yang anda tahu, mungkin anda pernah dengar laundry online? personal virtual assistant? bahkan tukang aja ada onlinenya loh! hahaha jangan kaget langsung buka google biar anda gak penasaran. Balik ke judul saya mungkin ini akan menjadi trigger bagi pasar-pasar tradisional lainnya untuk coba mulai memanfaatkan jaringan internet dan aplikasi sebagai salah satu cara untuk semakin mempermudah transaksi antara penjual dan pembeli. Bayangkan ini, anda tinggal di Tangerang perlu beli kain ke langganan anda di Tanah Abang, anda pergi kesana pasti kena macet? belum beli bensin dan bayar tol? belum lagi jajan dan makan kalau laper?. Itu baru Tanah Abang, misal kita ambil contoh pasar lain, dengan kondisi tujuan ke Pasar Induk Cipinang untuk beli beras sekian banyak sedangkan anda tinggal di Slipi. Tentu saja akan menghemat banyak cost yang keluar bukan?

Pertama kali muncul juga pasti akan dihadapi dengan berbagai macam masalah bukan seperti misalnya server down, list tenant yang tidak lengkap dan saat click pembayaran tidak merespon. Heey ingat ini perdana dan masalah adalah hal yang bisa terjadi secara tidak terduga. Aplikasi-aplikasi yang sudah ngetop diatas pun saat awal-awal diluncurkan dan digunakan memang tidak menghadapi masalah? Maklumi saja untuk membuat sebuah terobosan seperti ini saja sudah layak banget mendapat apresiasi. Apalagi berbagai pemberitaan di media menyampaikan target pemerintahan Pak Jokowi untuk menjadikan industri online dan digital di Indonesia sebagai big industry tahun 2020 mendatang dengan nilai USD 130 Miliar, Dollar loh yaa bukan Rupiah. 

Makanya, saya sendiri sih memberikan 2 jempol untuk good news ini, tetapi jadi kepikiran kalau pasar tradisional sudah menjadi serba online sekian tahun ke depan, mungkin kalimat yang kita dengar sewaktu kecil dulu akan menjadi "Nak, bantu ibu click daging dan sayuran dong, ibu sudah gak terlalu jelas lihat layar smartphone ini" ah malah jadi mellow kan hehe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun