Anak muda itu bertanya,''Pa Kyia, dalam hidup ini apa yang perlu di utamakan ?'
'Berbaiklah dengan sesamamu - hablum minannas, baru kepada Allah - hablum minallah'
'Kenapa ke sesama dulu, Pa Kyia'.
Anak muda ini penasaran akan jawaban singkat pa kyai itu, bukan kan Allah adalah segalanya. Hablum minallah kemudian hablum minannas.
'Cep,.. kita didunia ini cuman sesaat. Hidup saat ini hanya persinggahan saja, ada kehidupan yang kekal kelak. Berbaik dengan sesama manusia itu yang utama karena manusia itu tidak kekal, dan pada saatnya jua dia akan dipanggil alias mati. Jika kau berbuat jahat, mencuri dan mengambil bukan Hak-mu, korupsi atau apa saja yang membuat seseorang sakit dan sengsara karena ulahmu itu, Kau tidak sempat dan lalai meminta maaf kepadanya hingga ajal menjumput, Cep mau minta maaf kepada siapa ?'
Anak muda terdiam dan tertunduk.
'Dan lagi Cep,. hablum minallah itu dapat anakku bisa lakukan, kapanpun. Karena Dia Maha Kekal, Maha pengampun. Jadi hati-hati dalam berbuat dan berprilaku, berbuat baik dengan sesamamu, insyallah bila itu telah anakku lakukan, hablum minallah juga akan mengikutimu', lanjut Pa Kyia.
Anak muda itu tersenyum, dalam hatinya berniat sehabis Liqo ini bersilaturahiem kepada rekan-rekan kerja, teman-teman sepermainan dan terutama tetangga rumah.
So, apakah kamu pernah berbuat salah ? pergilah kawan dan minta maaf, hidup hanya sementara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H