Mohon tunggu...
azwar nopriansyah
azwar nopriansyah Mohon Tunggu... -

Seorang Ayah yang selalu berusaha menjadi yang terbaik. Dan Toch Maar (apa boleh buat, Maju Terus), dengan keterbatasan yang ada dan minim pengetahuan tapi semangat lho (lifetime learning, everyone is a teacher and every place is a school). perantau tulen : lahir dipalembang, dibesar dimedan, mendapat istri disumedang dan sekarang menetap di Cirebon. maen ke blog ku : http://bageur.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Kami di Persimpangan Jalan

25 November 2009   11:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:11 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tadi siang saat kembali ke kantor,jalan kok macet maklum untuk kota seperti ini macet adalah barang langkah. Kendaraan kami mulai mendekat sumber kemacetan. 'Oh... .. ada demo, wah cuman sedikit orangnya, pa,'kata ku 'kira-kira yang jadi tuntan mereka didenger engga ya'. 'Iya bang, kasihan panas-panas begini,' timpal Pa Chia. Pelan kendaraan kami mendekati kumpulan demo yang seperti menuju ke Balai kota atau DPRD Kota, salah satu mahasiwa itu meberikan selembaran Tuntutan mereka : GURU KAMI DI PERSIMPANGAN JALAN Besarnya jasa para guru telah menjadi anak Bangsa ini memiliki harga diri. Besarnya jasa para guru telah meilmu yang didapat adalah kehormatan anak manusia untuk memimpin peradaban masa depan. Semakin besar suatu bangsa maka semakin besar pula perhatian pada guru. Semakin kecil sebuah bangsa memperhaikan guru maka bersiap-siaplah bangsa tersebut akan lahir masyarakat yang jahil, bodoh dan tidak beradab. Hari guru adalah hari dimana ratusan ribu guru terpaksa menangis karena bangku-bangku sekolah mulai rusak dan bangunanya roboh. ..... Hari guru adalah hari dimana seorang meneteri pendidikan tidak punya konsep apa-apa dalam 100 hari pertama masa kerja dalam menciptakan masa depan guru. Hari guru adalah dimana keputusan Mahkamah Konstitusi memotong harapan pada seorang guru karena dana 20% termasuk kepadda gaji guru. Hm .. sebuah tuntutan yang ingin memperhatikan guru dan juga dunia pendidikan. Mudah-mudah orang yang punya wewenang mau mendengar dan tentu yang masih punya 'hati' yang tidak cuman memikirkan perut. Dan seperti komentar temanku punya kawan (kayak celoteh Bang Iwan Fals nich) hari ini .. ' Gak, aku ikut perayaan makan lontong bersama guru-guru. Abang terenyuh juga liat semangat mereka mengajar itu ternyata kabarnya dari curhat mereka ke abang, uang makan mereka cuma Rp.5.000.-. Kasihan ...' Wow .. cuman 5.000,- mau makan apa ya ? Untuk sekali makan saja tidak cukup. Hari ini hari guru ... Selamat hari guru... 'Pahlawan tanpa tanda jasa'

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun