Mohon tunggu...
azwar nopriansyah
azwar nopriansyah Mohon Tunggu... -

Seorang Ayah yang selalu berusaha menjadi yang terbaik. Dan Toch Maar (apa boleh buat, Maju Terus), dengan keterbatasan yang ada dan minim pengetahuan tapi semangat lho (lifetime learning, everyone is a teacher and every place is a school). perantau tulen : lahir dipalembang, dibesar dimedan, mendapat istri disumedang dan sekarang menetap di Cirebon. maen ke blog ku : http://bageur.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Klenik, antara Percaya dan Tidak

19 Februari 2010   03:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:51 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SUN amatek aji-ajiku Brajamusti
Terap-terap, Awe-awe, Kuru-kuru
Griya gunting drijiku
Watu item Ing tanganku
Sun Tak Antem
...
Insun amatek ajiku si Brajamusti
Kang Aneng pringgondani
Purubaya, Purubaya, Purubaya
Ototku kawat, balungku wesi, Kulitku tembaga
Ajur mumur katiban tanganku
Hey iyo aku Purubaya ratuning wesi kabeh.
sakabehing Braja nglumpruk kadi kapuk.
Tan ana tumama ing badanku !

Kutipan diatas aku ambil dari buku "GiGO GIGO" tulisan Kang Yusran Pane, sebuah Aji Kanuraga "Brajamusti". Boleh percaya atau tidak, yang namanya Indonesia dari zaman dulu sampai sekarang dunia Klenik sebagian orang masih mengandalkan ini. Tujuan apapun dengan cara apapun. Istilah Teluh, santet, gendam dan guna-guna. Bahkan dizaman serba teknologi media SMS pun bisa digunakan.

Pernah suatu hari aku menanyakan tentang klenik ini yaitu Santet, "Santet itu Apa Sih ?" dan "Jika kita terkena apa yg mesti kita dilakukan" kepada temenku.

Akh, raut wajah beruba pas menanyakan ini. Beliau tidak menjelaskan secara rinci namun jawabannya bahwa "itu ada perbuatan syirik. Jika kita membalasnya atau mengembalikan ke pelaku Santet,.. apa bedanya kita dengan pelaku Santet itu..."
Walaupun proses Santet yang gaib ini sulit dimengerti secara ilmu pengetahuan, namun secara logis santet dapa dimengerti secara proses dematerialisasi. Pada saat santet dikirim, benda-benda seperti paku, jarum, beling, ataupun Binatang berbisa diubah dari materi menjadi energi.
Kemudian dalam energi , benda tersebut dikirim menuju sasaran. Setelah tepat mengenai sasaran, energi diubah kembali menjadi materi. Sehingga apa-apa yang tadinya dikirim, misalnya beling dan binatang berbisa akan masuk ke tubuh seseorang yang merupakan sasaran santet. Selanjutnya secara otomatis benda-benda yang tadinya dimasukkan melalui santet ini akan menimbulkan kesakitan pada tubuh orang yang disantet.
(dikutip dari sini).

Ya Sudahlah. La haula wala kuwata illa billah.. aku hanya bisa berserah kepada-NYA, diantara orang-orang sekelilingku masih melakukan perbuatan syirik seperti ini.

Upss.. bagaimana dengan istilah "Pelet", dari mesin pencarian ditemukan 705.000 kata "Ilmu pelet", yang berarti dunia klenik ini juga sudah memanfaat media Internet juga.

Bak pepatah ".. Cinta ditolak dukun bertindak..."

Insun wahaning langang djaya, apangawak satrinya satrinya dananjaya panuksmaning sang hyang asmara animpuna saliring asmaragama, warata kalawan kudratingsung. (Mantra pelete aji asmaragama)

Ilmu Pelet itu sendiri dapat diartikan "suatu pengiriman energi “mantera cinta” yang fungsinya untuk menguasai jiwa seseorang bisa dengan media, piranti (peralatan khusus) atau dengan mantera khusus. dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan kangen yang luar biasa kuat kepada yang memasang pelet tersebut".

Tapi kawan jika Cintamu di TOLAK .. aku hanya bisa memberikan semangat "Ayo terus mencari cinta, jodohmu mungkin bukan disini, bukan waktunya, Terus mencari cinta.. karena itu anugerh dari-NYA"

Atau sudah putus asa, mau tembak langsung  saja.... Silahkan dan tanggung sendiri akibat dan dosanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun