Perlu diketahui bahwasannya pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai sejak bayi itu lahir. Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi keduanya saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan sebut saja dengan pertumbuhan dan perkembangan. Seoarang bayi yang belum bisa melakukan apapun hanya bisa mendengar suara disekitarnya hingga hari berganti bulan bayi mulai mengenali suara ibu dan ayah selain itu dapat mengenali wujud ayah, ibunya. Hal tersebut dikarenakan bayi memiliki miliyaran neuron, jumlah tersebut telah mendekati neuron otak yang dimiliki manusia selama hidupnya.Â
Hal ini membuat ukuran otak bayi baru lahir sudah mencapai sekitar 60% dari ukuran otak orang dewasa. Maka dari itu proses pemikiran pada otak bayi cenderung bejalan lebih lambat dari pada orang dewasa. Â Neuron perlu di imbangi dengan suplai makanan, minuman, vitamin dah olahraga yang cukup untuk memaksimalkan pertumbuhan dan juga kerkembangan anak. Hal tersebut bisa berdampak kepada pertumbuhan fisik anak yang ideal, untuk memaksimalkan perkembangan seorang anak pola asuh orang tua dan juga lingkungan sangat berpengaruh hal ini bisa ditandai dengan cara berfikir, berbicara dan juga cara berinteraksi dengan lingkungannya.Â
Usia dini merupakan sebuah fase awal dimana perkembangan anak akan menentukan perkembangan pada fase selanjutnya. Perkembangan anak pada fase awal dibagi menjadi empat aspek kemampuan fungsionalnya meliputi, motoric kasar, motoric halus dan penglihatan, berbicara dan bahasa, social emosi serta perilaku. Apabila ke empat aspek kemampuan fungsional memiliki kekurangan maka akan berdampak pada perkembangan aspek lainnya. Kemampuan perkembangan anak mengikuti pola yang teratur dan mempunyai berbagai variasi pola batas pencapaian dan kecepatan. Batas usia menunjukan bahwasanya suatu patokan kemampuan harus dicapai pada usia tertentu. Dan apabila seoarang anak gagal dalam pencapaiannya maka sebagai orang tua harus memberikan petunjuk untuk segera melakukan penilaian yang lebih terperinci dan intervensi yang tepat.Â
Seperti yang dikemukakan oleh salah satu ahli Seifert dan Hoffnung beliau menyatakan bahawasannya perkembangan sebagai perasaan yang tumbuh pada seseorang dan mengakibatkan perubahan jangka panjang, pola berfikir, hubungan sosial, dan skil motorik. Seifert dan Hoffnung melibatkan beberapa unsur dalam perkembangan. Pada anak, perkembangan mengakibatkan perubahan pada kematangan tingkat berfikir, interaksi sosial, dan semakin matangnya fungsi motorik. Maka dari itu pola asuh orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak, pertumbuhan setiap anak mungkin bisa sama tetapi tidak dengan perkembangan bisa berbeda. Terkadang orang tua hanya memfailitasi pertumbuhan seoarang anak tetapi tidak di imbangi oleh proses perkembangan sehingga keduanya tidak bisa berjalan dengan maksimal.Â
Ada banyak kasus tentang perkembangan dan pertumbuhan anak salah satunya adalah stunting. Stunting merupakan suatu gangguan pertumbuhan dan perkemabangan anak yang diakibatkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada dibawah standar. Maka dari itu edukasi tentang pola makan yang bergizi dan seimbang perlu diperhatikan, selain itu pemberian imunisasi dan pemeriksaan rutin bagi anak – anak harus terpenuhi.Â
Tidak hanya kasus stunting saja melainkan banyak ditemuai beberapa kasus anak usia dini kecanduan gadget. Penggunaan teknologi ini membuat menghambat perkembangan dan pertumbuhan anak, hal ini dapat terjadi karena anak lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bermain gadget dibandingkan dengan mengahabiskan waktunya untuk bermain Bersama teman sebayanya. Dampak pada perkembangan serta pertumbuhan pada anak bisa mengakibatkan melambatnya cara anak tersebut berfikir, cenderung pemalu, gangguan kecemasan ketika bersosialisasi dengan orang disekitarnya.
Lalu bagaimana cara orang tua untuk dapat mencegah hal tersebut terjadi? Bukankah zaman sekarang sangat memerlukan gadget untuk menunjang Pendidikan serta pembelajaran melalui daring? Semua itu bisa di atasi dengan cara, orang tua mengontrol penggunaan gadget secara berkala dan juga dengan negoisasi. Tetapi dengan catatan jangan terlalu mengekang anak karena untuk melepas kebiasaan yang sudah terlanjur melekat perlu yang namanya proses, dan proses itu tidak mudah. Seperti contohnya ketika seoarang anak yang awalnya menggunaan gadget 4 jam mulai dikurangi 2 jam dan tidak disarankan penggunaan gadget anak di usia dibawah 2 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H