Mohon tunggu...
Azura Saichi
Azura Saichi Mohon Tunggu... -

MUslimah | Ideologi Islam | Laskar Aksara | Mahasiswi Psikologi | Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tuntaskan Pergaulan Bebas, Bisakah?

20 April 2015   21:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:52 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pergaulan bebas menjadi salah satu hal yang menjadi sorotan akhir-akhir ini. Pergaulan bebas juga melahirkan akibat yang cukup mencengangkan. Angka aborsi yang meningkat dari tahun ke tahun, dan tak lupa pula angka HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya yang turut naik. Hal ini tentu saja mengkhawatirkan banyak pihak.

Untuk mengatasi masalah ini banyak solusi yang diajukan. Pacaran sehat yang dipropagandakan melalui buku pelajaran, pekan kondom nasional, dan lainnya merupakan salah satu upaya menyelesaikan masalah ini. Namun, sejauh ini tampaknya solusi-solusi ini tidak mampu menyelesaikan masalah pergaulan bebas yang sudah sangat kompleks.

Pergaulan bebas merupakan sebuah keadaan yang dibentuk oleh manusia sendiri. Mengapa? Karena pergaulan bebas tidak mungkin terjadi jika setiap individu terjaga dari kemungkinan bergaul bebas. Dengan kata lain, pergaulan bebas adalah sebuah keadaan yang tersistem, tidak terjadi begitu saja, dan tidak mungkin diberantas dengan solusi parsial.

Pergaulan bebas hadir karena kondisi kehidupan masyarakat kita yang memungkinkan bagi perkembangbiakannya. Pergaulan bebas disebabkan oleh banyak faktor. Maka jika ingin menuntaskan pergaulan bebas hingga ke akarnya, kita harus menjangkau segala faktor dan menjangkau akar masalahnya.

Akar masalah dari permasalahan ini sesungguhnya hanya satu hal, sekularisme. Sekularisme adalah paham yang memisahkan antara kehidupan dengan agama. Di Indonesia, masyarakatnya tidak pernah dilarang untuk beragama, melakukan ritual keagamaan, dan hal lainnya. Namun masyarakat Indonesia juga tidak pernah dilarang untuk melakukan seks bebas, pacaran, dan hal lain yang sejatinya dilarang oleh agama.

Ketidaksinkronan inilah yang kemudian memperparah kondisi pergaulan bebas di Indonesia. Maka jika kita tanyakan bisakah pergaulan bebas diberantas? Jawabannya adalah tidak bisa. Tidak bisa jika Indonesia tidak berubah.

Pemberantasan pergaulan bebas hanya bisa dilakukan jika seluruh masyarakatnya terkondisikan untuk tidak bergaul bebas. Caranya adalah dengan mengatur cara berpakaian laki-laki dan perempuan, menjaga interaksi antara laki-laki dan perempuan, menanamkan pemahaman tentang pergaulan yang baik dan benar, menjaga mesyarakat dari tontonan-tontonan yang mengacu pada pergaulan bebas, dan masih banyak hal lain yang perlu dilakukan.

Hal-hal di atas tidak mungkin terjadi jika tidak ada negara yang mengkondisikan semuanya. Maka, jika kita ajukan pertanyaannya sekali lagi, bisakah kita memberantas pergaulan bebas? Jawabannya bisa, jika kita menerapkan seluruh aturan Islam dalam sebuah institusi negara yang bernama Khilafah. Sebuah institusi yang akan menerapkan seluruh aturan hidup yang berasal dari Sang Pencipta yang Maha Tahu. Wallahua’lam []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun