Mohon tunggu...
Azwar Ramadhana
Azwar Ramadhana Mohon Tunggu... -

seorang pembelajar berkelanjutan (a continuous learner)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Singapura dan Inggris sebagai Pusat Perbankan dan Keuangan Islam, Indonesia?

1 April 2015   16:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:40 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbankan dan keuangan islam menjadi sorotan dunia sejak kekacauan ekonomi dan finansial melanda perekonomian global. Tahun 2004, Inggris menjadi negara Eropa pertama yang memiliki Bank berbasiskan Islam. Pertengahan tahun 2015 ini akan disusul oleh Jerman. Pertumbuhan aset perbankan syariah di Inggris, Jerman dan Perancis melonjak tajam, meningkat jauh di atas pertumbuhan di Timur Tengah dan Asia.

Beragam faktor mempengaruhi tingginya pertumbuhan perbankan syariah di Eropa. Selain jumlah umat Muslim yang meningkat di kawasan tersebut, hal itu tentu disebabkan oleh sistem perbankan Islam yang melarang transaksi bunga (riba) sehingga menjadi pilihan dan solusi investasi maupun kebutuhan pendanaan bagi siapapun yang membutuhkan baik Muslim maupun Non-muslim di sana.

Kesadaran masyarakat akan pilihan investasi dan pendanaan yang menguntungkan namun adil bagi sesama diapresiasi secara positif oleh pemerintah negara tersebut dengan memberikan peluang berdirinya Bank Syariah di negara tersebut. Tanpa menyinggung perihal agama, sebagaimana diketahui mayoritas penduduk Eropa adalah umat Nasrani, berdirinya Bank Islam atau Bank Syariah nyatanya menjadi angin segar bagi siapapun yang ingin merasakan keadilan dan keuntungan bisnis yang menentramkan.

Political will, menjadi kata kunci dari tumbuh suburnya perbankan dan keuangan Islam di Eropa. Sebagaimana diketahui, dalam rentang 5 tahun terakhir aset perbankan syariah terbesar diduduki oleh Iran, Saudi Arabia dan Malaysia dimana pemerintahnya memiliki peran utama dalam memobilisasi pergerakan dan pertumbuhan perbankan syariah di negara tersebut.

Dimana Indonesia?

Bahkan aset perbankan syariah Indonesia berada pada urutan ke 10 di bawah Inggris yang bertengger pada urutan ke-9. Ditambah lagi kontribusi aset perbankan syariah yang stagnan berada pada kisaran hampir 5% terhadap aset perbankan nasional selama 5 tahun terakhir. Turki, sekalipun berada pada keadaan pertumbuhan yang stagnan namun lebih baik dari sisi kepemilikan aset perbankan syariah yang berada pada urutan ke-8.

Dimana Indonesia?

Saat Malaysia mampu mengelola keuangan dan perbankan syariahnya dengan baik dan bersiap melebarkan sayap serta mencengkeramkan kaki ke Negeri Jiran, siapa lagi kalau bukan Indonesia kita? Kenapa? Karena pasar Malaysia sudah jenuh sementara pasar kita masih sangat luas dan potensial.

Dimana Indonesia?

Saat Singapura dan Hongkong sangat berambisi ingin menyematkan titel pusat keuangan dan perbankan Islam di Asia Pasifik. Hanya dalam tempo 2 kali penerbitan sukuk negara tersebut mampu mengeruk dana US 150 juta hingga US 1 miliar dan kurang dari setahun saja.

Dimana Indonesia?

Saat akhir tahun ini, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 akan diberlakukan namun kesiapan seperti apa yang kita miliki? Apakah siap yang dimaksud adalah siap menjadi pasar bagi Malaysia dan Singapura? Atau sudah siap menjadi tuan di negeri sendiri?

Ide merger bank-bank syariah menjadi satu Bank Syariah BUMN mungkin bisa dijadikan tameng menghadapi serangan perbankan dan keuangan Islam dari negara-negara tetangga, tapi terlepas dari hal itu mampu dan maukah pemerintah Indonesia mengakui potensi bank syariah dan instrumen keuangan Islam lainnya sebagai solusi perekonomian yang menguntungkan dan adil? Masihkah butuh bukti lain bahwa negeri-negeri yang menerapkan ekonomi dengan sistem Islam mampu maju, makmur dan terpandang di dunia bahkan negeri Non-Muslim pun ingin mencoba keadilan dan kemakmuran ekonomi yang dirasakan akibat sistem tersebut. Sebagaimana janji Tuhan semesta alam, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakanribadengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” [QS 3:130].

Dan semoga Allah melindungi para pemimpin-pemimpin Indonesia dari sifat rakus dan berlaku zalim pada rakyatnya, amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun