Namaku adalah Armando Diaz Mansyur Aku memiliki ayah seorang angkatan laut dan ibu yang sederhana tapi luar biasa. Sejak kecil aku selalu ikut ayahku untuk pergi melihat laut dan gagahnya kapal-kapal perang Indonesia di Surabaya. Sejak waktu itu aku selalu bercita-cita menjadi seorang angkatan laut sama seperti ayahku. Mulai SD aku selalu senang belajar bersama teman-teman walaupun akhirnya pindah sekolah karena aku hanya mengontrak rumah. Sejak pindah sekitar kenaikan kelas 4 SD aku mulai down dalam belajar karena terpengaruh lingkungan sekitar rumah dan sekolah. Aku pun sempat lupa akan mimpiku waktu kecil. Hingga menginjak kelas 6 SD nilai-nilai ku selalu turun dan semakin malas belajar. Alhamdulillah aku lulus SD dengan nilai yang cukup memuaskan SMP kelas 1 aku giat belajar hingga kenaikan kelas 2 untuk menggapai cita-citaku. Kelas 2 SMP aku ikut OSIS dan ternyata aku sadar bahwa ikut program OSIS aku malah tidak bisa mengatur jadwal belajarku padahal aku sudah buat jadwal belajar tetapi selalu tidak tepat waktu. Nilaiku turun tapi tidak terlalu jelek dari kelas 1. Awal kelas 3 SMP aku berusaha untuk berubah dengan banyak belajar agar bisa masuk SMA favorit di daerahku. Alhamdulillah dengan semua usahaku aku lulus dengan nilai cukup tinggi mengalahkan beberapa teman pintar di kelasku. Aku pun yakin bisa di terima di SMA favorit di daerahku tapi ternyata Allah berkehendak lain, aku tidak diterima di SMA favorit itu. Orang tua ku pun bingung dan menangis tiap malam hanya berdoa untuk aku agar bisa di terima di SMA negeri di daerahku walaupun bukan SMA favorit. Akhirnya aku pun di terima d salah satu SMA negeri yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalku. Di SMA ini aku giat sekali belajar karena setelah SMA aku harus mengejar mimpiku. Tapi tiba-tiba di suatu malam aku berpikir apa aku bisa menjadi angkatan laut? Apa aku bisa menjalani semua pendidikan berat dengan tubuhku yang seperti ini? Pasti nanti aku gagal dan mengecewakan orang tuaku. Sejak itulah impian untuk menjadi angkatan laut patah di tengah jalan. Kelas 2 SMA aku sering googling mencari apapun yang bisa aku baca. Dan waktu itu aku menemukan artikel bagus tentang orang terkaya Bill Gates, pasti anda semua sudah tahu kan siapa Bill Gates? Semangatku pun membara hebat di dalam hatiku. Hari-hari ku, aku jalani dengan penuh semangat dan ikhlas. Terkadang aku sempatkan waktu luang untuk pergi ke perpustakaan membaca buku-buku tentang komputer atau apapun yang penting bisa menambah pengetahuan. Lambat laun pengetahuanku tentang komputer semakin bertambah. Nilai komputer yang semula di kelas 1 hanya 70, meningkat jauh setelah aku banyak belajar. Suatu siang aku di panggil ke ruang guru dan guru tersebut memberi tahu kalau aku di pilih untuk mewakili sekolah mengikuti olimpiade komputer se-Sidoarjo. Tapi aku tidak mendapat juara bahkan banyak soal yang miss karena memang aku belum tahu tentang pelajaran itu. Sejak itu aku kembali berpikir bahwa perjalanan untuk menjadi seorang Bill Gates cukup panjang apalagi keadaan orang tuaku juga tidak mendukung jadi sama seperti sebelumnya juga di malam hari impianku untuk menjadi seperti Bill Gates patah di tengah jalan SMA kelas 3 aku tidak memikirkan cita-cita sama sekali bahkan kalau ada teman yang bertanya apa cita-citamu? aku hanya menjawab tidak tahu atau belum memikirkan. Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan aku cita-citakan. Aku hanya fokus belajar agar bisa lulus SMA dengan nilai memuaskan. Setelah lulus aku belum mempunyai cita-cita bahkan sampai duduk di bangku kuliah hingga semester 1 berakhir. Tetapi sekarang di awal semester 2 ini aku memiliki cita-cita untuk bisa menjadi orang sukses walaupun tidak sesukses Bill Gates, yang terpenting bisa membahagiakan orang tua, menghajikan mereka, dan menjadi suami yang baik kelak di suatu hari nanti. 1 kata bijak yang akan terus aku ingat di pikiranku " Kenapa kaca mobil depan lebih besar daripada kaca spion? Karena masa lalumu tidak sepenting masa depanmu, jadi teruslah maju ke depan " Well itulah cerita tentang impianku Salam Hangat, Azuka ( Armando )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H