Mohon tunggu...
Achmad Jayadi Rusydi
Achmad Jayadi Rusydi Mohon Tunggu... lainnya -

Kenalan di : www.azrur-rusydi.net

Selanjutnya

Tutup

Money

Fera Nuraini: Tetap Semangat walau ‘Batal’ Menjadi Pramugari!

13 Juli 2012   16:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:59 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="408" caption="Fera Nuraini (Foto : Kompasiana)"][/caption] Cita-cita menjadi Pramugari harus ia lupakan saat ini, persayaratan menjadi pramugari maksimal adalah 27 tahun, sedangkan ia sekarang sudah menginjak kepala tiga. Dia adalah Fera Nuraini, Dara kelahiran kota reog itu menceritakan cita-citanya menjadi seorang Pramurgari melalui blognya. “Waktu SMP saya punya cita-cita menjadi Pramugari biar bisa naik pesawat untuk keliling dunia dengan gratis, namun sayang, cita-cita tak kesampaian. Meski pun saya sudah bisa merasakan bagaimana rasanya naik pesawat, namun bukan menjadi Pramugari tapi menjadi seorang BMI di Hong Kong, saya tetap bersyukur. Ternyata DIA sangat adil meski pun dengan cara yang lain” tulisnya.

Sejak akhir Agustus 2008 yang lalu Fera bekerja menjadi Buruh Migran (BMI) di Hongkong. Baginya, dimanapun ia bekerja, asal tidak menyusahkan orang lain dan bekerja sebaik-baiknya. Meski menjadi pembantu di luar negeri, menjaga harga diri bangsanya (Indonesia) penting baginya. Fera memang bukan BMI biasa. Ia sangat aktif memperjuangkan nasib dan hak-hak BMI lainnya. Saat ini ia aktif menulis di situs www.buruhmigran.or.id. Ia merasa mempunyai kewajiaban untuk sharing nasib buruh migran di luar negeri. Apalagi menghadapi kriminalisasi yang dilakukan petugas dalam negerinya sendiri. Salah satu tulisan terbarunya adalah aksi ini untuk menuntut dihapuskannya aturan tinggal di rumah majikan. Menurutnya, banyak Buruh Migran yang ada di Hong Kong diwajibkan tinggal di rumah majikan dengan kondisi yang  kadang sangat memprihatinkan, sehingga ia dan teman-teman sesama buruh migran lainya menuntut aturan tersebut segera di hapus.

Bekerja menjadi buruh di luar negeri, Fera mempunyai tips khusus dalam mengelola keuangan. Setiap bulan ia memprioritaskan 75% gajinya untuk menabung. Ia merasa rugi, jika bekerja menjadi buruh tapi tidak mempunyai tabungan. Saat di tanya melalui chatting facebook, ia mangatakan tidak tergiur membeli barang-barang tersier seperti gadget, dan HP canggih. Menurutnya, yang penting bisa di gunakan telepon, handphone murah pun jadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun