Warga Bangka Belitung berbondong-bondong mencari jamur ini ke hutan, karena jamur ini tidak bisa di budidayakan sendiri, jamur pelawan tersendiri biasanya tumbuh di sekitaran pohon Pelawan, ia juga memiliki warna yang sama seperti warna pohon Pelawan, itu sebabnya nama jamur ini adalah jamur pelawan.
Tahukah kamu?, kalau jamur Pelawan ini adalah jamur termahal di Indonesia, karena hanya tumbuh di saat-saat tertentu, biasanya hanya tumbuh di saat musim hujan yang di iringi suara petir dan kilat.
Harga jamur pelawan sangat tinggi di pasaran dikarenakan susah mencarinya, dan terbatas di pulau Bangka dan Belitung. Harga jamur Pelawan ini di mulai dari ratusan ribu rupiah per-gramnya, dan jutaan rupiah per-kilonya, maka dari itu banyak masyarakat yang memilih untuk mencari sendiri ketimbang membeli, kata nenek Raminem "lebih baik menjual dari pada membeli".
Selain bersifat musiman yang hanya tumbuh sekali atau dua kali dalam setahun, jamur ini juga hidup berkelompok, jadi sudah di pastikan ia tak tumbuh sendirian.
Jamur pelawan ini memiliki nama lain di perkampungan Bangka Belitung, yaitu "Kulat Pelaben", tak semua memanggilnya dengan sebutan seperti itu, tapi hanya beberapa saja. Jamur ini juga merupakan bahan pangan khas Bangka Belitung yang sangat dihargai dalam masakan lokal. Selain di hargai dengan mahal, bahan pangan ini juga di hargai karena betapa susahnya mencari jamur ini, biasanya para ibu-ibu Bangka Belitung mengatakan "bisalah untuk sekali masak", jika mereka hanya mendapatkan sedikit.
Soromiani mahasiswa dari Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD), salah satu warga yang ikut berburu jamur pelawan jika musimnya sudah tiba.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI