Mohon tunggu...
Azra Zahra Vazira
Azra Zahra Vazira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Mahasiswa rantau yang memiliki hobi kulineran dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini: Hidup Cuma Sekali, Yakin Mau Bunuh Diri?

11 Januari 2024   15:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   16:30 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : unair.ac.id 

Menurut World Health Organiztion (WHO), per 28 Agustus 2023 terdapat lebih dari 700.000 orang meninggal yang di akibatkan karena bunuh diri setiap tahunnya dan bunuh diri menjadi penyebab kematian tertinggi keempat pada usia 18-29 tahun. Pada usia tersebut biasa di kenal dengan sebutan Emerging Adulthood, istilah yang banyak digunakan untuk menggambarkan perubahan dari masa remaja menuju dewasa.

Pada masa ini, individu mulai mencari identitas pada tiga bagian utama yaitu bidang pekerjaan, pendidikan, bahkan percintaan. Periode perkembangan ini sering diremehkan karena mereka beranggapan bahwa orang-orang yang ada dimasa ini sudah mampu menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih berat. 

Proses mencari identitas pada masa emerging adulthood tidak selalu berjalan sesuai harapan dan dapat berpotensi memperburuk gejala kecemasan dan depresi yang terjadi akibat gangguan dan hambatan yang muncul. Gejala kecemasan dan depresi yang akut, sangat besar kemungkinan bisa membuat para penderita akan melakukan hal yang tidak di inginkan seperti menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri. Bunuh diri, yaitu tindakan agresif secara langsung dilakukan pada diri sendiri yang bertujuan untuk mengakhiri kehidupan. Bisa dilakukan dengan cara gantung diri, menegak racun, dan ada yang menggunakan benda tajam.

Dikutip dari Databoks, berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Dimana artinya kasus bunuh diri ini mengalami lonjakan dari 900 kasus yang ada di sepanjang tahun 2022. Berdasarkan lokasi pelaporannya, kasus bunuh diri di Indonesia paling banyak dijumpai di Jawa Tengah, yaitu 356 kasus.

Seperti halnya ditemukan dua kasus bunuh diri pada bulan oktober 2023 di Semarang, Jawa Tengah. Mahasiswi Universitas Negeri Semarang tewas bunuh diri dengan cara melompat dari lantai empat Mall Paragon Semarang (10/10/2023) . Kasus dugaan bunuh diri seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta yang ditemukan meninggal di kamar indekosnya, (11/10/2023). Bahkan sampai di penghujung tahun 2023 masih ada kasus bunuh diri yaitu seorang mahasiswa S2 yang melakukan percobaan bunuh diri dengan cara melompat ke area perkebunan dengan kedalaman 50 meter di jalur tol Solo-Semarang KM 443 tewas setelah sempat dirawat di rumah sakit (29/12/2023).

Miris! Kata inilah yang cocok untuk menggambarkan fenomena sosial yang belakangan ini terjadi. Banyak sekali kasus-kasus bunuh diri pada Tahun 2023. Tahun tersebut menjadi tahun suram bagi dunia perkuliahan. Kasus bunuh diri seakan-akan menjadi fenomena yang sedang trend di kalangan remaja, kasus demi kasus yang saling silih berganti diberitakan pada media massa.

Fenomena sosial yang terjadi ini jika dilihat dari perspektif psikologi yaitu pada Teori Social Learning Bandura yang menjelaskan bahwa bunuh diri juga dapat menular karena sebagian besar perilaku manusia adalah belajar meniru. Banyaknya kasus bunuh diri yang diberitakan di media akan mendorong para remaja yang mengalami depresi  untuk melakukan tindakan bunuh diri yang sama.  

Untuk mengatasi kasus bunuh diri ini dapat di mulai dari lingkup kecil yaitu keluarga. Keluarga dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan dapat menjadi tempat paling nyaman untuk berkeluh kesah. Kita sebagai teman juga harus lebih perduli dengan kondisi sekitar, mendukung serta mengingatkan hal-hal positif kepada sesama. Untuk lingkup perguruan tinggi, di harapkan dapat menyediakan tempat layanan bimbingan konseling serta dukungan psikologis yang mudah di akses untuk para mahasiwa. Mulailah dari hal sederhana dan bersama-sama kita dapat mengatasi kasus bunuh diri ini. Kita  harus menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental bagi semua orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun