Mohon tunggu...
Azra Abrisam
Azra Abrisam Mohon Tunggu... -

Sejarah dan Ekonomi adalah bidang yang saya senangi untuk di eksplorasi tiada henti, banyak yang menarik karena selalu bergerak dinamis mengikuti jaman yang semakin tua. Disamping hal yang serius itu, saya adalah Mac Cult, penggila gadget dari Apple kegigit...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gajah Mada menurut Orang Modo

8 Maret 2011   06:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:58 6265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Peristiwa Bubat tahun 1357 M ( Sanga Turangga Paksa Wani = 1279 C )

Ketika raja Hayam Wuruk sudah cukup dewasa untuk menikah, maka dikirimkan kesegala penjuru untuk mencari wanita yang paling cantik, segala lukisan yang dikirimkan ke Majapahit tidak ada yang menarik kecuali lukisan putri Sunda yaitu "  Diyah Pitaloka ". Maka dipinanglah Diyah Pitaloka untuk menjadi permaisuri Raja Hayam Wuruk.

Pada saat upacara pernikahan terjadilah beda pendapat antara Gajah Mada dengan keluarga pihak pengantin putrinya yaitu : Gajah Mada menghendaki agar raja Sunda menyerahkan putrinya kepada Raja Majapahit sebagai upeti, sedang raja Sunda menghendaki upacara pernikahan sebagaimana mestinya, yaitu putrinya harus dijemput oleh keluarga Majapahit denga upacara pernikahan sebagaimana biasanya.

Beda pendapat tersebut tidak dapat diselesaikan maka terjadilah perang yang mengakibatkan terbunuhnya semua orang Sunda termasuk calon permaisuri yaitu Diyah Pitaloka. Peristiwa tersebut terjadi di lapangan Bubat karena itu dinamakan perang Bubat dan terjadi tahun 1256  C /tahun 1357 M ( Sanga Turangga Paksa Wani)

Peristiwa Babat tersebut jelas kesalahan besar Gajah Mada, akibat tindakan Gajah Mada tersebut tidak saja berakibat gagalnya pernikahan Hayam Wuruk tapi juga meninggalnya calon permaisuri Diyah Pitaloka beserta keluarga pengiringnya Karena kesalahan itu kemudian Gajah Mada diberi sanksi yaitu dibebas tugaskan selama 2  ( dua ) tahun ( 1357    1359 M).

Mengapa kesalahan Gajah Mada yang begitu besar terhadap raja hanya mendapat hukuman ringan ? Mengapa pula Gajah Mada terlibat begitu dalam soal pernikahan Hayam Wuruk ? Banyak kemungkinan untuk menjawabnya, diantara jawaban itu ialah  : " Hayam Wuruk merasa enggan dengan Gajah Mada sebab Gajah Mada itu pamannya sendiri. Hal ini terjadi karena Gajah Mada adalah adik ibunda Hayam Wuruk (Diyah Tribhuwana Tungga Dewi) satu ayah lain ibu. Gajah Mada anak R. Wijaya dari istri selir Dewi anak R. Wijaya dari permaisuri Gayatri.

7.  Gajah Mada tidak mau kudeta terhadap kekuasaan Hayam Wuruk

Pada saat Hayam Wuruk dinobatkan sebagai Raja, ia baru berusia 17 tahun. Segala urusan pemerintahan diserahkan kepada Gajah Mada. Bahkan sejak masa pemerintahan ibunda hayam Wuruk yaitu Tribhuwana Tungga Dewi urusan pemerintahan seolah diserahkan sepenuhnya kepada Gajah Mada.

Keadaan seperti itu sangat memungkinkan jika Gajah Madam mau kudeta, dalam arti Gajah Mada mau kudeta maka tidak akan ada hambatan yang berarti. Lalu timbul pertanyaan mengapa Gajah Mada tidak melakukan kudeta ? banyak kemungkinan untuk menjawab, diantaranya jawaban itu ialah : "karena raja Hayam Wuruk masih Keponakan Gajah Mada sendiri  ".

(Sumber : Mbah Sulaiman, dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Lamongan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun