Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Rakyat Jelata Minang Berbincang dengan Presiden

7 Juli 2016   18:20 Diperbarui: 8 Juli 2016   21:33 14243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Ruangan di salah satu kamar hotel disulap menjadi tempat berbincang-bincang pagi dengan presiden ketika kunjungan ke Padang, Selasa (5/7/2016)/dokpri

Saya bukanlah pejabat dan bukan pula tokoh Sumatera Barat. Saya hanyalah rakyat jelata biasa. Namun ada luar biasa, disaat kunjungi Jokowi ke Sumatera Barat selama tiga hari dari tanggal 4 s/d 6 Juli 2016, tiba-tiba malamnya teman saya Adian Napitupulu menjapri saya di Whatsapp untuk segera berangkat ke Inna Muara Hotel Padang tempat presiden sedang menginap. Adian mengatakan saya telah dijadwalkan pagi ketemu Presiden RI sekitar pukul 08.00-09.00  WIB tanggal 5 Juli untuk berbincang-bincang seputar isu di Sumatera Barat. 

 Saya bersama teman-teman selesai sahur kemudian  meluncur dari Bukittinggi ke Padang. Sekitar jam enam pagi, kami sampai di Inna Muara Hotel Padang. Kami pun beristirahat sebentar di kamar Ketum Pospera Mustar Bona Ventura yang datang dari Jakarta juga bermaksud menemui presiden membahas isu DKI. Sekitar jam delapan pagi, saya lihat para pejabat tinggi sudah ramai  berdatangan. Diantara mereka Bapak Gubernur Sumbar Irwan Prayitno pun nampak hadir di ruang lobby menunggu presiden. Banyak juga saya lihat hadir para tokoh-tokoh nasional terkenal menunggu presiden turun dari lantai atas kamar pengginapannya. Karena begitu banyak pejabat dan tokoh-tokoh nasional/daerah hadir membuat saya tidak yakin diberi waktu untuk bisa berbincang-bincang pagi dengan orang nomor1 di negeri ini, karena realitanya saya hanyalah rakyat jelatameski bercita-cita ingin juga jadi presiden :) ... hehehe.Apalagi tiba-tiba pukul 07.30 WIB ada berita duka menguncang Indonesia terjadinya pemboman di halaman Markas  Polresta Surakarta tempat kelahiran presiden Jokowi. Awak media wartawan pun  semakin ramai berdatangan ke hotel Inna Muara Padang untuk konfersi pers. "Waduh bung, konstalasi politik berubah. Bisa gagal kita ketemu presiden" ujar  teman saya membuat saya semakin pesimis untuk bisa ketemu presiden.  Rencana pertemuan saya  dengan presiden ini sempat saya update di Twitter dan FB sudah ada mulai membully saya  "Emangnya anda siapa?" bunyi komen di FB saya. Benar juga sich ! Emangnya saya siapa? Hehehe....." guman saya dalam hati. Ada juga  komen lain yang tidak percaya saya bisa ketemu presiden.   Namun, presiden tak ingkar janji.  Sekitar pukul 09.00 pagi saya dipanggil ajudan presiden dan cuma di izinkan 10 orang dari 15 orang yang diusulkan.  Kami dipersilahkan masuk lift untuk naik ke lantai 5. Sebelum masuk ruang pertemuan, semua hp kami diminta Paspampres untuk dikumpulkan karena  dilarang dibawa kedalam ruangan. Setelah menyerahkan hp kami ke Paspampres, kami dipersilahkan masuk ruangan. Terlihat Bapak Presiden Jokowi dengan baju khas kemeja putihnya tersenyum hangat menyambut kami dan menyapa Adian. Kami pun bersalaman dan dengan ramah beliau mempersilahkan kami duduk. Saya pun memgambil posisi duduk berdekatan dengan presiden Jokowi. Sebuah kursi yang sederhana Presiden Jokowi duduk menghadap kami yang ditata membentuk letter "U".  Ruang tempat pertemuan kami adalah kamar hotel yang disulap menjadi ruang meeting terlihat sempit, apa adanya dan  terbatas untuk menampung beberapa orang tamu. Menteri Sekretaris Negara Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. pun yang hadir mendampingi Bapak Presiden dalam pertemuan khusus kami ini mengambil posisi duduk di pojok dekat pintu masuk yang siap dengan buku kecil catatannya. Bapak Pratikno terlihat ramah dan sederhana sekali.Lalu seorang juru foto presiden menjepret kameranya ke arah kami kemudian keluar dari ruangan. Teman saya Fendi (Komisaris Inna Hotel) kemudian  membuka pembicaraan dengan memperkenalkan kami. Bapak presiden dengan senyum khasnya mempersilahkan saya untuk menyampaikan hal yang hendak dibahas. Saya menyampaikan rasa terima kasih saya sebagai putra Minang kepada Presiden Jokowi beserta keluarga telah mau memilih Sumatera Barat sebagai tempat merayakan lebaran. Saya menyampaikan bahwa ini  wujud kemenangan bersama  masyarakat Sumbar dan kembali fitri .Presiden tersenyum seperti mengucapkan terima kasih kembali ke Masyarakat Sumatera Barat.  "Sebagai putera Minang ada beberapa hal yang harus saya sampaikan ke Bapak Presiden" saya memulai inti pembicaraan. "Ada 5 hal ingin saya sampaikan ke Pak Presiden". Pertama permasalahan konflik tanah ulayat dengan perusahaan perkebunan sawit. Dimana banyak tanah rakyat sudah lama diserobot oleh perusahaan-perusahaan perkebunan secara sewenang-wenang dan membodohi masyarakat adat setempat. Sampai saat ini belum ada langkah pasti dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini secara adil dan menguntungkan kedua belah pihak.  Plasma yang dijanjikan banyak tidak diberikan dan masyarakat malah sering dikriminalisasikan oleh perusahaan perkebunan tersebut. Perusahaan perkebunan tersebut pun seperti Belanda minta tanah. Diberi 1 hektar malah menjadi 2 hektar. Contoh daerah saya Tiku, luas HGU 8.625 hektar tapi pada fakta dilapangan luas lahan perusahaan perkebunan tersebut mencapai 15.000 hektar. "Ini butuh diaudit kembali luas HGU perkebunan tersebut  Pak Presiden" tegas saya ke presiden.Selain merugikan negara  mengelapkan pajak juga merugikan petani setempat kehilangan lahan untuk mereka bertani serta rusaknya lingkungan".  Sambung saya kembali.Adian Napitupulu kemudian mengusulkan ke presiden Jokowi membentuk Satgas Agraria. Presiden Jokowi yang serius mendengar pemaparan saya tersebut mencatat didalam buku kecilnya. Presiden berujar bahwa permasalahan sengketa tanah rakyat dengan perusahaan perkebunan sudah beliau ketahui dan hampir terjadi berbagai daerah di Indonesia. Beliau seperti menyambut usulan kami tersebut.  Kemudian saya melanjutkan pemaparan saya ke permasalahan kedua tentang transportasi massal yang mati di Sumbar. Antara daerah satu dengan daerah lainnya transportasi massal terputus. Hal ini menimbulkan biaya tinggi dan harga mahal di Sumbar.  Untuk itu perlu ada transportasi massal yang terkonekting ke berbagai daerah di Sumbar. Transportasi massal ini juga bisa untuk akses wisatawan bisa berkunjung ke Sumbar dengan murah dan cepat. Presiden Jokowi menanyakan, "bagaimana dengan kereta api".  Saya menjawab, jalur kereta api di Sumatera Barat sebagian besar sudah berdiri bangunan-bangunan permanen. Gubernur Sumatera Barat pun sampai saat ini belum melakukan tindakan konkrit untuk memimpin pengembalian jalur kereta api tersebut. Ternyata Pak presiden mengetahui banyak jalur kereta api diatasnya berdiri bangunan-bangunan. Ini perlu tindakan tegas, kata Jokowi.  Lalu saya mengajukan usulan,  "Pak presiden, karena tidak semua daerah-daerah di Sumatera Barat dilalui jalur Kereta Api, menurut saya langkah konkrit sekarang untuk dilakukan adalah menyediakan armada bus umum seperti Damri yang melayani akses masyarakat ke berbagai daerah serta bisa membawa barang hasil tani mereka dengan skala kecil. Konsep transportasi massal Sumbar adalah orang dan barang yang terkonekting ke berbagai daerah, pak Presiden". Ujar saya. Saya lihat Presiden dan Mensesneg mencatat kembali di buku kecil ditangannya.   Saya melanjutkan pemaparan saya tentang dunia kewirausahaan.  "Kehadiran Pak Presiden selain fokus ke infrastruktur juga dituntut untuk memprioritaskan perekonomian rakyat. Masyarakat Minang identik dengan berdagang, perlu ada terobosan dari pemerintah untuk membuat program mencetak 1 juta pengusaha muda yang  menguasai pasar nasional serta berorientasi ekspor. Masyarakat dipermudah dalam permodalan dan  terbiasa berdagang ke pasar luar"; saya melanjutkan pemaparan permasalahan lain ke presiden.  Presiden menjelaskan kepada kami bahwa beliau akan melakukan langkah itu pada tahun ke 3. Beliau juga akan melakukan langkah-langkah mendorong UKM  lebih banyak masuk ke pasar dunia dan bukan hanya dikuasai para pengusaha bernodal besar. Presiden kembali lagi mempersilahkan saya melanjutkan pemaparan saya yang lain. "Saya meminta pak Presiden untuk membangun kejayaan rempah-rempah Indonesia karena kita pun telah lama memunggunginya. Kita seperti melupakan sejarah kita dimulai dari rempah-rempah" lanjut saya. Sumatera Barat adalah salah satu penghasil rempah-rempah yang dibutuhkan dunia. Jika ini tidak dihidupkan kembali, Indonesia akan kehilangan salah satu sumber pemasukan yang potensial sebagai kekuatan ekonominya. Presiden Jokowi menanyakan komoditi rempah-rempah dimiliki Sumatera. Barat Setelah mendapat penjelasan kami, saya lihat beliau sangat merespon hal ini.   "Untuk mengakhiri pemaparan saya, Saya mengundang Bapak Presiden untuk kunjungan nantinya ke Objek Wisata lembah Harau di Lima Puluh Kota. Sebuah kawasan wisata yang unik dan khas dimiliki Indonesia perlu untuk dikembangkan Pak Presiden".  Ujar saya. Presiden Jokowi menanyakan tentang keistimewaan Harau dan potensi wisatawan datang ke Sumbar.  Berapa teman ikut berbincang mengusulkan juga ke presiden untuk membangun dunia kreatif untuk membentuk pariwisata Sumatera Barat yang lebih berkarakter. Setelah mendapat penjelasan kami, Fendi sebagai moderator mempersilahkan giliran  Adian Napitupulu untuk menyampaikan tujuannya menemui presiden. Berhubung waktu sudah habis dan mau melakukan konfersi pers, Pak Jokowi dengan  kelakar khasnya menyeletuk, "Ah kamu Adian, sore aja!" Semua kami ketawa.  Pertemuan ini meski singkat tapi kami lumayan  puas karena berapa aspirasi masyarakat Sumbar kami sampaikan secara langsung ke presiden. Lepas berbobot atau tidak berbobotnya materi kami sampaikan, dianggap penting maupun tidak pentingnya persoalan kami sampaikan. Sebagai rakyat jelata, kami mendapat kesempatan berbicara langsung ke presiden negara ini.Presiden yang mau mendengar suara rakyatnya meski seorang rakyat jelata ini berada di tengah pejabat-pejabat dan tokoh-tokoh besar di Indonesia dengan berbagai macam pemikiran serta ditengah kompleksnya permasalahan negeri ini. Juga seorang presiden yang termasuk disegani dunia pada saat sekarang ini mau berbincang dengan kami.Semoga ada follow up selanjutnya untuk memperdalam materi kami sajikan atau langkah teknisnya.   Selamat Idul Fitri 1437 H Mohon maaf lahir batin.Terimakasih  Wassalam   AZNIL   

Selamat Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir batin (dokpri)
Selamat Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir batin (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun