Mohon tunggu...
AZNIL TAN
AZNIL TAN Mohon Tunggu... Wiraswasta - Koordinator Nasional Poros Benhil

Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Polling Bukan Karena Ahok

19 Juni 2016   04:52 Diperbarui: 19 Juni 2016   08:41 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ini polling bukan menghakimi "][/caption]Atas polemik menyikapi hasil polling saya tentang kepercayaan publik kepada BPK dan KPK dalam kemurnian dan keprofesionalan bekerja yang ditanggapi oleh kompasianer dengan membuat tulisan berjudul: "Polling Dagelan Untuk Menghakimi BPK?" oleh Weha Tinker Untuk menanggapi tudingan itu,  saya mengambil sebuah referensi dari jurnal dibuat oleh Hariyanto Imadha: Alumni FE Universitas Trisakti,Jakarta yang berjudul, STATISTIK: Kelemahan Sebuah Polling.
Dalam jurnal tersebut dijelaskan, Polling adalah kegiatan untuk mengajukan beberapa pertanyaan kepada “sembarang” orang dengan tujuan mencari gambaran umum yang diberikan oleh para pollers. Gambaran umum adalah gambaran sementara yang masih bisa bersifat benar atau bersifat salah karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
Para pollers-nya tidak jelas kriterianya juga tidak jelas latar belakang pendidikannya.

Kelemahan polling
1.Pesertanya sembarang orang yang beda persepsi, beda tafsir, beda latar belakang pendidikan, beda pola pikir atau cara berlogika, beda pemahaman, beda cakrawala pemikiran dan beda kualitas kecerdasannya.
2.Polling hanya bersifat gambaran umum yang bisa benar dan bisa salah. jadi, bersifat spekulatif dan tidak merupakan hasil kesimpulan yang final.
3.Jika polling dilakukan pada komunitas yang berbeda dan pada media yang berbeda, boleh jadi hasilnya sama atau berbeda. Jadi, hasinya juga masih spekulatif.
4.Polling tidak memiliki metode dan metodologi yang jelas, tak terstruktur, kurang ilmiah dan hanya merupakan kumpulan pendapat yang bersifat spekulatif.
5.Hasil polling tidak bisa dipercaya 100% karena karena probabilitas kebenaran dan kesalahan berbanding 50%:50% dan bersifat “debatable”.

Nilai kebenaran sebuah polling tentu berbeda dengan nilai kebenaran ilmiah yang bisa dibuktikan secara empiris melalui metode-metode imiah yang sudah diakui dunia internasional.

Dari situ jelas sudah bahwa polling tidak diharamkan. Saya dan anda atau siapa pun makhluk di muka bumi ini punya hak untuk mendapat gambaran atas suatu hal yang ingin diketahuinya.
Ketika adanya perbedaan pendapat antara BPK dan KPK tentang kasus RS. Sumber Waras  membuat saya penasaran untuk mendapatkan gambaran umum pada kedua lembaga itu atas kemurnian dan keprofesionalan bekerja dari publik. Lalu saya membuat polling di akun TWITTER saya yang terkonekting ke akun FB saya dengan pertanyaan sbb :
Diantara 2 lembaga negara ini, lembaga mana yg anda percaya atas kemurnian dan keprofesionalan bekerja? 
Sesuai standar polling ditentukan oleh admin Twitter berdurasi 24 jam bagi responden untuk memberi tanggapan maka didapat hasil hampir sama dari kedua akun media sosial yang saya punya tersebut.
Responden yang masuk ke akun Twitter saya sebanyak 5 orang menjawab 80% percaya kredibilitas KPK dan 20% percaya kredibilitas BPK.
Sedangkan di akun Facebook saya lebih banyak responden yang masuk dengan hasil tingkat persentase kepercayaan kredibilitas KPK sebesar 70% sedangkan BPK 4% dan yang 26% lagi menjawab diluar pilihan.
Dari hasil polling saya tersebut lalu saya publis di media KOMPASIANA.COM dengan membuat sebuah tulisan opini berjudul "BPK ke Laut Aja...! Tidak ada yang janggal apa yang saya lakukan ini. Saya tidak memaksa seseorang untuk percaya dengan hasil polling saya buat. Karena saya tahu bahwa ini bukan sebuah penelitian ilmiah. Apakah polling ini untuk menghakimi BPK sebagaimana anda tudingkan kepada saya? Kalau begitu sebaiknya kegiatan-kegiatan polling dilakukan oleh masyarakat dilarang saja di Indonesia karena apa pun hasil polling pasti ditemukan pihak yang terhakimi. Jadi, tidak perlu saudara panik merespon negatif hasil polling saya buat tersebut dan lalu menuding saya bermaksud tujuan tertentu. Karena ini hanyalah sebuah polling. Sebuah polling yang disediakan oleh media sosial dimana orang bebas menggunakannya. Karena ini bukan mengedarkan narkoba.Saran saya.Berjiwa besarlah menerima apapun hasil demokrasi dari masyarakat meskipun anda tidak suka. Perkuatlah kecerdasan dan kekritisan rakyat agar bangsa kita maju ! Terimakasih Wassalam Hormat saya, AZNIL

 Lampiran ink :

Satu 

Dua 

Tiga 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun