Mohon tunggu...
A. Azis Nizar
A. Azis Nizar Mohon Tunggu... Administrasi - Berbagi pikiran dan wawasan, Minat dengan Ekonomi publik, Manajemen Bisnis, UKM

Berbagi pikiran dan wawasan, Minat dengan Ekonomi publik, Manajemen Bisnis, UKM

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sang “Merdeka” dan “Bung Karno” Kembali

20 Oktober 2014   17:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:23 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14137768921300082892

[caption id="attachment_367710" align="aligncenter" width="640" caption="Gambar Ilustrasi (Sumber: Solopos.com)"][/caption]

Dunia politik selalu penuh dinamika dan mengalami pasang surut. Demikian halnya dengan politik Indonesia setelah reformasi. Bagi semua orang mungkin membawa dampak baik dalam ketatanegaraan. Namun, bagi Megawati dunia seakan diam tak bergerak, khususnya pasca lengser dari kursi RI 1 ke-5.

Terpilihnya SBY sebagai Presiden RI ke-6 menjadi awal drama menghilangnya megawati dari seluruh agenda kenegaraan. Hilangnya Megawati dalam sejumlah acara tersebut bukan sabotase SBY sebagai lawan politik, namun dendam Megawati yang memilih menghilang selama masa kepemimpinan SBY.

Sepuluh tahun kini telah berlalu, pun hampir selama itu hubungan kedua belum terlihat akan membaik. Beberapa momen politik sebenarnya bisa saja membuat keduanya bersatu untuk langkah strategis politik, namun hal ini tidak terjadi. Megawati memilih tidak menggubris beberapa isyarat SBY untuk bertemu dan bekerjasama.

Terpilihnya Joko Widodo Sebagai Presiden RI ke-7 yang diusung oleh PDI-P yang dipimpin Megawati membuat merubah keadaan. Hari ini (20 Oktober 2014), sepertinya menjadi awal perubahan tradisi dendam Megawati. Megawati tampak hadir di gedung MPR RI dalam acara pelantikan Presiden Terpilih Joko Widodo. Mengenakan kebaya putih Megawati tampak anggun duduk berdampingan dengan ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman wahid.

Megawati adalah seorang politikus wanita Indonesia yang sangat konsisten. Ketidakhadirannya dalam agenda-agenda kenegaraan selama SBY, kukuhnya pendirian partai yang dipimpin, dan sikap politik yang sangat kaku seakan membuktikan betapa kokohnya sikap seorang putrid Bung Karno ini. Tidak hanya itu, mantan presiden wanita pertama di Indonesia ini juga dikenal konsisten meneriakkan kata “Merdeka” dan “dulu Bung Karno..” hamper dalam setiap pidato dan orasi politiknya.

Masa telah berubah, megawati mengawali kehadirannya dalam agenda kenegaraan pada hari ini. Semoga kedepan kita akan melihat Megawati akan hadir dalam setiap upacara kenegaraan lainnya, dan kalau beruntung akan duduk berdampingan dan ngobrol santai dengan wajah rileks dengan SBY.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun