Memperingati hari kemerdekaan yang jatuh pada tanggal 17 Agustus tinggal dalam hitungan jari. 15 Agustus 2016, salah surat kabar terbesar, yaitu Tempo yang bermarkas di Palmerah Barat, menggelar hajat menjelang hari kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Tempo menggelar acara bertemakan "Merayakan Chairil Anwar" untuk memperingati sastrawan tersohor pada masa sebelum dan sesudah 1945.Â
Salah satu sastrawan Indonesia Ahmadun Yosi Herfanda mengatakan, puisi adalah suatu doa tulus yang datangnya dari hati. Terbukti Chairil Anwar masih dikenang sampai saat ini. Ya, boleh saja beliau meninggal pada usia tergolong muda, yaitu 27 tahun kurang dua bulan. Namun nama dan karya beliau terus mengalir untuk dikenang sampai saat ini dan bahkan akan dikenang hingga 1000 tahun lagi, seperti bait dalam puisi fenomenalnya "AKU".
Acara dimulai pada jam 18:30 WIB sesuai dengan keterangan waktu yang telah ditentukan. Acara dibuka dengan penampilan band asal Jakarta yang terkenal dengan karakteristik lagu berlirik puitis, yaitu Efek Rumah Kaca. Tempo sangat tepat mengahadirkan Efek Rumah Kaca sebagai pembuka acara, sebab Efek Rumah Kaca dapat dikatakan sebagai alasan bagi beberapa pengunjung -fanbase- untuk berniat hadir pada malam hari itu.Â
Setelah Efek Rumah Kaca turun panggung, langsung disusul dengan menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" yang diikuti oleh para hadirin menambah suasana menjadi larut.
Goenawan Mohamad dipercayai untuk memberikan ceramah dengan judul "Aku Mengembara dengan Kreasi" sebelum masuk pada acara inti. Namun sebelum memulai ceramahnya, Goenawan Mohamad yang akrab disapa GM menyatakan bahwa Ia khawatir, gembira dan sekaligus waswas. Mengapa demikian? karena hari kemerdekaan dirayakan dengan berlatar belakang seorang penyair.Â
"Penyair termasuk orang yang berstatus tidak jelas" ujar GM. "Chairil diperingati sebegitu meriah, karena ketika Ia menjadi pesohor, maka ia akan dibicarakan tanpa ditengok puisinya," lanjut GM meneruskan pernyataanya.
Masuk pada acara inti yaitu pembacaan puisi yang dibacakan oleh sejumlah menteri kabinet Jokowi seperti, Hanif Dakhiri, Sri Mulyani, Retno l Marsudi, Susi Pujiastuti, Budi Karya Sumadi, dan Enggartiasto Lukita. Dihadirkan pula mantan menteri kabinet Jokowi seperti Anies Baswedan dan Sudirman Said.Â
Menariknya acara ini juga sekaligus menjadi ajang celotehan bagi sejumlah menteri, salah satunya adalah Anies Baswedan yang menjadi sorotan utama jajaran menteri dan pengunjung yang hadir pada alam hari itu.Â
Pada kesempatan kali ini Anies Baswedan mendapatkan kesempatan untuk membacakan puisi dari Chairil Anwar yang berjudul "Yang Terhempas dan Yang Terputus" sontak suasana menjadi riuh ketika Anies Baswedan merasa keberatan dan heran bahwa dirinya mendapatkan kesempatan membacakan puisi tersebut, mengingat posisinya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan baru saja tergeser.Â
Terselip satu nama yang datang dari pihak aparat negara yaitu Kapolri Tito Karnavian yang membacakan sajak "Diponegoro" dengan lantang dan semangat. Tampaknya puisi tersebut sangat merepresentasikan beliau sebagai pihak aparat nomor satu di negara ini.
Dihadirkan pula sejumlah artis dan aktris seperti, Reza Rahardian, Dian Sastrowardoyo, Raline Shah, dan Shopia Latjuba yang turut serta membacakan puisi karya sastra Chairil Anwar dengan kolaborasi dari beberapa pejabat dan menteri. Berlangsungnya acara "Merayakan Chairil Anwar" terasa sangat hangat sehingga waktu terasa begitu cepat. Suasana perayaan teresebut larut dengan penuh suka cita, dimana semua merasa bahagia bisa berbaur satu sama lain dalam balutan sajak-sajak peninggalan sang maestro Chairil Anwar.