For you, hai aku telah berjanji untuk kita terus bersama, whatever happens. Mungkin kau juga setuju dengan kalimat tersebut dan bahkan kaupun mengucapkan kalimat yang sama pada waktu itu, walaupun ku tau kita sedang dipengaruhi oleh hormon dopamin yang tinggi. Ingatkah ? Setidaknya aku pernah mencoba.
Saat ini aku sedang berada di teras sambil menikmati secangkir teh hangat, aku masih bingung harus memulai dari mana kisah kita, mungkin pertemuan kita terkesan biasa-biasa saja dengan menghubungimu lewat akun sosial media, disana ada namaku terselip dalam list chatmu, aku harap-harap cemas menunggu balasan waktu itu, namun sejak saat itu kita mulai intens untuk berkomunikasi lewat media sosial.
Aku tau kamu adalah sepupu dari masa laluku dan kau pun tau aku adalah mantan kekasih dari sepupumu, kita kesampingkan hal tersebut. sejak kita aktif berkabar akupun banyak menceritakan banyak hal dan  kamupun terlihat sangat menikmati kala itu, kita saling beradu pandangan yang berbeda namun disitu keseruan-nya.
Bertambahnya usia ternyata membuat kita meninggalkan tabiat manusiawi kita, kita bertumbuh dewasa bersamanya, dan kita membiarkan tabiat itu tumbuh dewasa dalam diri kita. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H