Mohon tunggu...
Asmaul Husna
Asmaul Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi bermain futsal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Syariah vs Konvensional, Mencari Keadilan dalam Transaksi

28 Oktober 2024   12:29 Diperbarui: 28 Oktober 2024   12:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi syariah kini semakin menjadi sorotan sebagai alternatif dari sistem ekonomi konvensional yang telah mapan. Dengan prinsip-prinsip yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, ekonomi syariah menawarkan pendekatan unik terhadap keadilan dan kesejahteraan. Mari kita telusuri bagaimana ekonomi syariah membedakan dirinya dari sistem konvensional.

1. Larangan Riba

Salah satu pilar utama dalam ekonomi syariah adalah larangan riba, atau bunga. Dalam sistem konvensional, bunga seringkali menjadi penggerak utama dalam pembiayaan dan investasi. Namun, dalam ekonomi syariah, transaksi finansial berbasis bagi hasil menjadi normanya. Ini mendorong investasi yang lebih produktif dan berkelanjutan, serta mengurangi risiko utang yang berlebihan.

2. Keadilan Sosial

Prinsip keadilan sosial sangat ditekankan dalam ekonomi syariah. Zakat, sebagai kewajiban memberikan sebagian kekayaan untuk membantu yang membutuhkan, merupakan salah satu cara untuk redistribusi kekayaan. Dalam sistem konvensional, seringkali fokusnya pada pertumbuhan ekonomi, tanpa mempertimbangkan dampak sosial. Ekonomi syariah berusaha mengurangi kesenjangan sosial melalui mekanisme tersebut.

3. Investasi Beretika

Ekonomi syariah melarang investasi di sektor-sektor yang dianggap haram, seperti alkohol, perjudian, dan industri yang merugikan. Hal ini mendorong investasi pada sektor yang lebih etis dan bertanggung jawab. Sebaliknya, dalam sistem konvensional, fokus utama adalah pada profit, meskipun dapat mengabaikan dampak sosial dan lingkungan.

4. Pembagian Risiko

Prinsip pembagian risiko juga menjadi ciri khas ekonomi syariah. Dalam model ini, risiko ditanggung bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam transaksi. Ini berbeda dengan sistem konvensional, di mana sering kali risiko jatuh pada debitur yang lebih lemah. Dengan berbagi risiko, semua pihak lebih terdorong untuk berkolaborasi dan menciptakan nilai.

5. Transparansi dalam Transaksi

Transaksi dalam ekonomi syariah harus jelas dan transparan. Semua pihak harus memahami syarat dan ketentuan sebelum melakukan kesepakatan. Dalam sistem konvensional, ketidakjelasan seringkali terjadi, yang dapat merugikan konsumen atau pihak-pihak tertentu. Ekonomi syariah menuntut kejelasan untuk memastikan keadilan bagi semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun