Mohon tunggu...
Azmi Zulfa Zahara
Azmi Zulfa Zahara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Membagikan bagian dari pandangan saya kepada orang lain. Semoga tulisan saya bisa memberikan manfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Pembelajaran PAI Menjadi Pilar Utama dalam Meningkatkan Pembentukan Karakter Pada Siswa SMP dan SMA Oleh: Azmi Zulfa Zahara

18 November 2024   16:02 Diperbarui: 18 November 2024   16:27 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penurunan indeks karakter siswa dalam beberapa tahun terakhir menjadi isu yang mengkhawatirkan. Fenomena ini mengindikasikan adanya pergeseran nilai-nilai moral dan etika pada generasi muda kita. Berdasarkan survei karakter siswa yang dilaksanakan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan pada tahun 2021 secara rata-rata menghasilkan angka indeks menurun dibandingkan hasil indeks tahun lalu. Tahun ini indeks karakter siswa jenjang pendidikan menengah berada di angka 69,52, turun dua point dari angka indikatif tahun lalu (71,41). Dengan berkembangnya teknologi yang dapat dengan mudahnya menerima informasi apapun lingkungan sosial menjadi permisif dan kurang peduli terhadap nilai-nilai moral, hal tersebut dapat mempengaruhi karakter perilaku siswa.

Bagaimana kontribusi PAI untuk mengembalikan karakter atau nilai-nilai luhur pada generasi penerus bangsa?

Berikut 3 inovasi program pembelajaran PAI yang bisa diterapkan di sekolah dalam upaya peningkatan karakter siswa.

1. Menerapkan Pembelajaran Tematik dalam Pembelajaran PAI

Pembelajaran tematik dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan pendekatan yang sangat efektif untuk menghubungkan materi PAI dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan mengintegrasikan PAI dengan mata pelajaran lain seperti Bahasa Indonesia, Matematika, atau Ilmu Pengetahuan Alam, siswa dapat melihat relevansi nilai-nilai agama dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, saat mempelajari tema kejujuran, guru dapat mengaitkannya dengan cerita-cerita inspiratif dari Al-Quran yang mengandung nilai kejujuran, lalu meminta siswa untuk membuat puisi atau cerita pendek berdasarkan kisah tersebut. Selain itu, guru juga dapat mengajarkan konsep matematika seperti persentase dengan memberikan contoh kasus zakat atau infak. Dengan cara ini, siswa tidak hanya memahami konsep agama, tetapi juga dapat mengembangkan berbagai keterampilan seperti berpikir kritis, berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) dalam Pembelajaran PAI

Pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) dalam PAI mendorong siswa untuk menjadi pemecah masalah aktif. Dengan menyajikan masalah-masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, siswa dilatih untuk berpikir kritis, mencari informasi, dan menemukan solusi. Misalnya, guru dapat memberikan kasus tentang seorang teman yang mengalami kesulitan ekonomi dan meminta siswa untuk berdiskusi tentang nilai-nilai Islam yang dapat diterapkan dalam situasi tersebut, seperti pentingnya saling tolong-menolong dan bersedekah. Selain itu, siswa juga dapat membuat proposal aksi nyata untuk membantu teman mereka. Pendekatan ini tidak hanya membantu siswa memahami konsep-konsep agama, tetapi juga menumbuhkan empati dan rasa tanggung jawab sosial.

3. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran PAI

Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran PAI telah membuka peluang baru untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif. Dengan menggunakan berbagai media seperti video, animasi, game edukasi, dan aplikasi pembelajaran berbasis agama, siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan dan efektif. Misalnya, untuk mengajarkan nilai kesabaran, guru dapat memutar video animasi tentang kisah Nabi Ayyub yang sabar menghadapi ujian. Setelah menonton video, siswa dapat berdiskusi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam kisah tersebut dan bagaimana mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru juga dapat menggunakan aplikasi kuis online untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Penggunaan teknologi juga memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri di luar jam sekolah melalui berbagai platform pembelajaran online.

Dengan menggunakan tiga inovasi pembelajaran diatas, pembelajaran PAI akan menjadi lebih bermakna, relevan, dan menarik bagi siswa. Siswa tidak hanya akan menghafalkan konsep-konsep agama, tetapi juga dapat menerapkan langsung nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat menanamkan dan meningkat karakter pada siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun