Mohon tunggu...
Azmi Zufar Abdirrohman
Azmi Zufar Abdirrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka flora dan fauna

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Dilema Pepohonan di Kota Surabaya

14 Desember 2024   23:00 Diperbarui: 14 Desember 2024   23:00 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Kota Surabaya memiliki suhu tahunan bervariasi dari 24C hingga 34C dan jarang di bawah 22C atau di atas 35C. Tercatat suhu di kota ini pernah mencapai 38. Hal ini membuat banyak perantau yang mengeluh karena suhu kota ini. Beberapa bahkan mengaku warna kulit mereka menjadi sedikit gelap karena paparan sinar matahari di Surabaya. Dengan rata-rata suhu yang cukup tinggi ini membuat jalanan kota Surabaya sangat membutuhkan sarana yang membuat jalanan kota menjadi teduh. Menanami pohon di tepian jalan menjadi salah satu solusi yang dapat diambil dalam permasalahan ini.

            Pohon yang digunakan sebagai peneduh bagi pengguna jalan biasanya adalah pohon yang memiliki tajuk. Tajuk pohon adalah bagian atas pohon yang meliputi cabang, ranting, dan daun. Tajuk pohon memainkan peran penting dalam ekosistem serta pertumbuhan pohon itu sendiri. Tajuk sering disebut sebagai "mahkota pohon" karena bentuknya menyerupai mahkota yang menaungi bagian bawah pohon. Pohon yang umum ditanam di tepi jalan adalah pohon trembesi, pohon angsana, pohon mahoni, pohon ketapang, dan pohon tabebuya. Pohon-pohon tersebut memiliki diameter tajuk yang bervariasi tergantung masing-masing spesies tumbuhan. Namun, rata-rata diameter tajuk pohon sekitar 7 meter. Dengan diameter yang cukup lebar ini pohon dapat sarana peneduhan di pinggiran jalan. Penanaman pohon di pinggiran jalan sangat membantu pengendara dari sengatan matahari langsung. Selain itu, pohon juga menghasilkan oksigen serta menyerap karbon dioksida yang membuat semakin sejuk.

            Pemerintah Kota Surabaya bersama Dinas Lingkungan Hidup telah melakukan penanaman pohon di tepi jalan Kota Surabaya. Penanaman pohon di tepi jalan selain memiliki fungsi sebagai peneduhan juga memiliki fungsi memperindah suasana jalanan kota. Hal ini dapat disaksikan saat bunga pohon tabebuya bermekaran di kawasan Jalan Ahmad Yani, Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan Kertajaya Indah, Jalan Dharmahusada Indah, Jalan Dharmahusada, Jalan Ambengan, Gelora Bung Tomo (GBT), Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Wiyung, Jalan Ngagel Jaya Selatan, Jalan HR Muhammad, hingga Jalan Gunung Anyar. Warna bunga tabebuya yang mirip seperti bunga Sakura, yakni berwarna merah muda, membuat suasana kota menjadi lebih indah.

            Pohon-pohon yang ada di tepi jalan sangat bermanfaat terutama di musim kemarau sebagai sarana peneduhan bagi pengguna jalan. Ketika musim hujan tiba pohon-pohon ini juga dapat menyerap air hujan sehingga dapat mengurangi risiko banjir. Namun di sisi lain, keberadaan pohon-pohon besar di tepi jalan juga dapat membahayakan. Jika terjadi hujan disertai angin kencang, pohon-pohon besar ini dapat roboh sewaktu-waktu. Selain itu ranting pohon yang besar juga dapat menimpa pengguna jalan yang sedang lewat. Hal ini juga membuat pengguna jalan menjadi khawatir jika sedang berkendara saat hujan terjadi. 

            Dinas Lingkungan Hidup telah mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, seperti pohon tumbang atau ranting yang jatuh, dengan melakukan pemangkasan ranting dan batang pohon yang ada di tepi jalan Kota Surabaya. Hal ini dilakukan agar tidak timbul korban jiwa akibat kejadian yang tidak diinginkan. Namun dengan dilakukan pemangkasan, maka diameter tajuk pohon akan berkurang. Jika cuaca sedang tidak hujan atau bahkan panas terik maka pengguna jalan akan merasakan sengatan sinar matahari secara langsung. Dengan pemangkasan yang dilakukan maka daun yang ada di pohon akan berkurang pula sehingga berteduh di bawah pohon menjadi kurang sejuk. Oleh karena itu, pemangkasan pohon sebaiknya secara tidak berlebihan. Pemangkasan dapat dilakukan dengan memilih ranting atau batang yang sudah tua dan lapuk. Karena keberadaan pohon sebagai sarana peneduhan tetap dibutuhkan namun juga tidak menjadi ancaman keselamatan pengguna jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun