Start Up episode 12 diwarnai kesuksesan Samsan Tech dalam menarik investor dan para juri dalam hari demo membuat Samsan Tech direkrut oleh perusahaan asal Amerika.Â
Awalnya Samsan Tech menerima untuk diakuisisi perusahaan. Euforia kemenangan Samsan Tech dalam hari demo membuat keadaan menjadi lebih buruk. Dengan ditawari akuisisi dan pendanaan yang banyak dari perusahaan di Amerika, ternyata Samsan Tech tidak diakusisi perusahaan penuh, melainkan hanya diakusisi bakat yang akhirnya menyebabkan perpecahan pada tim perusahaan Samsan Tech.
Akuisisi perusahaan sendiri merupakan peralihan tanggung jawab pegawai dan alih kendali perusahaan. Sedangkan akuisisi bakat hanya untuk menyeleksi beberapa pegawai yang dibutuhkan keahliannya. Seperti halnya Samsan Tech yang diakuisisi bakat tim pengembangnya saja menyebabkan Samsan Tech harus gulung tikar dari Sand Box.
Walaupun episode kali ini terasa menyedihkan karena berpisahnya Samsan Tech tetapi tetap terdapat intisari atau pelajaran-pelajaran yang dapat diambil hikmahnya dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tetap Fokus dan Jangan Gegabah Melakukan Sesuatu
Akuisisi bakat yang dialami Samsan Tech merupakan efek dari kecerobohan CEO dan CTO nya sendiri. Dal-mi dan Do-san tidak menyimak dengan seksama kontrak kerja dengan perusahaan Amerika. Oleh karena itu, tanpa pertimbangan yang pasti Dal-mi dan Do-san melakukan teken kontrak dan menandatangani kontrak perjanjian tersebut.
Mungkin contoh kecil yang sering kita alami yaitu ketika kita sedang melaksanakan ujian di sekolah. Ketika kita selesai mengerjakan soal, dengan tanpa hentinya guru pengawas menyuruh kita untuk memeriksa kembali lembar jawaban kita. Tidak lain dan tidak bukan tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kita tidak ceroboh dan tidak melewatkan menjawab soal.
Tetap Fokus Pada Apa yang Ada di Depan
Ketika Dal-mi diingatkan oleh In-jae agar tidak mengambil keputusan yang salah dengan selalu mengingat masalalu dan hal buruk yang pernah dialaminya. In-jae menyuruh Dal-mi untuk fokus kedepan. Ia berkata fokus kedepan saja belum tentu akan berhasil apalagi jika terus melihat ke belakang.
Setiap dari kita akan sangat berat melangkah ke depan jika pikiran kita saja masih ada di belakang. Seseorang yang belum selesai dan belum mengikhlaskan masa lalunya tentu akan sangat sulit ketika diajak berjalan kedepan. Maka untuk memulai melangkah maju, pastikanlah kita sudah ada di garis awal untuk mulai melangkah dan tidak berada jauh di belakangnya.