Mohon tunggu...
Nuruddin Azmi
Nuruddin Azmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Papah Hani

Senang belajar hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Panas Terik

14 Februari 2022   04:11 Diperbarui: 14 Februari 2022   18:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Waktu setengah lima sore, namun panasnya bagaikan tengah hari terik.
Menyengat punggung jalanan.
Hawanya merambat di kulitku.

Kuhirup lintingan tembakau pelan.
Duduk menghadap jendela rumah.
Sembari menunggu tiupan angin yang enggan menari.

Sesekali kulihat gelembung di permukaan air sungai yang keruh itu.
Terlihat samar oleh mata rabunku ikan saluang baras, sepat dan julung-julung berenang riang kesana kemari.
Mereka seperti tidak terganggu oleh gerombolan plastik berlumut yang mengapung di dekatnya.

Aku tertegun menyaksikan pemandangan itu.
Jawaban atas pertanyaan batinku dari kemarin.

Mereka, para ikan tidak terganggu oleh sampah.
Mereka tidak menjadi sampah.
Mereka tetap menjadi ikan.
Mereka sukses menjadi ikan yang sejati.

Tidak ada yang protes kenapa mereka bentuknya seperti itu, berenang dengan riang.
Karena mereka ikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun