Kalau mendengar tentang terorisme itu merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi dunia. Kata terorisme sering disangkut pautkan pada agama Islam, namun pada kenyataannya terorisme ini bukan hanya dilakukan oleh orang yang beragama Islam, melainkan dilakukan oleh perorangan atau kelompok yang sangat erat sekali dengan tindakan radikal, sebelum membahas lebih lanjut mengenai terorisme secara detail kita terlebih dahulu harus memahami pengertian dari terorisme.Â
Dikutip dari wikipedia, terorisme dalam arti luas adalah penggunaan kekerasan yang disengaja untuk tujuan politik atau agama dan selalu identik dengan kekerasan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran HAM berat. Terorisme merupakan kejahatan yang sangat serius dan membawa dampak yang sangat besar bagi beragam tingkatan. Lebih bahayanya lagi terorisme ini tidak hanya terbatas pada satu agama dan tidak terbatas pula pada satu ideologi politik.Â
Berbicara mengenai ideologi politik terdapat dua haluan utama yakni berhaluan kanan dan haluan kiri, sedangkan jika berbicara mengenai agama ada banyak sekali agama didunia diantaranya Yahudi, Kristen, Hindu, Islam, Budha, dan Hindu bahkan atheis atau tidak beragama. Dan diantara ideologi politik dan agama-agama yang sudah disebutkan di atas tindakan terorisme itu mungkin saja bisa terjadi di dalamnya.
Aksi terorisme merupakan sebuah tindakan, kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pelaku teror, dimana pelaku-pelaku teror tersebut tergabung dalam jaringan atau sindikat terorisme. Tindakan teror ini dapat dilakukan secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok, bisa dilakukan di dalam negeri dengan maksud untuk membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap  bangsa. Serta bisa pula dilakukan di luar negeri dengan maksud dan tujuan untuk memporak-porandakan politik dan meneror sebuah negara. Maka tidak heran lagi, teroris-teroris yang tergabung dalam jaringan terorisme nasional maupun internasional harus diberantas keberadaannya agar kenyamanan jiwa setiap warga negara terjaga dan terjamin dengan baik.
Persoalan terorisme tak akan pernah pudar dalam kehidupan kita. Isu ini akan terus menggeliat karena didasari diantaranya oleh pemahaman teks keagamaan yang kaku dan tertutup. Pada paragraf sebelumnya sudah dijelaskan bahwa banyak sekali agama yang ada di dunia ini. Namun, mengapa terorisme ini hanya di sangkut pautkan dengan agama Islam? Pandangan dunia tentang terorisme selalu tertuju pada satu agama yaitu agama islam karena adanya sebuah peristiwa besar.
Sepeti yang kita ketauhi, bahwa pada tanggal 12 Juni 2016 terjadi penembakan brutal yang dilakukan oleh anggota ISIS bernama Omar Marteen di sebuah klub malam di Orlando, banyak orang yang terbunuh. Tercatat ada 49 orang yang terbunuh dalam kejadian itu dan peristiwa tersebut menjadi salah satu penembakan massal paling mematikan dalam sejarah bahkah berada di urutan kedua. Tata cara berpakaian dan gaya bahasa anggota ISIS ini sama dengan gaya berpakaian  dan gaya bahasa orang beragama Islam, oleh karena hal itu konotasi terorisme di Amerika selalu tertuju pada agama Islam.Â
Sejak kejadian besar yang terjadi di Orlando tersebut dan kuatnya pengaruh negara Amerika terhadap negara-negara lain di seluruh penjuru dunia, maka dianggaplah Islam sebagai agama yang mempunyai hubungan erat dengan teroris. tersebut agama Islam di Amerika dianggap sebagai agama yang sangat erat dengan terorisme, bahkan setelah dilantiknya presiden Amerika yang ke 45 yaitu Donald Trump pada tahun 2017, ia  melarang masuknya tujuh negara yang mayoritasnya beragama islam ke Amerika.
Tindakan terorisme juga terjadi di negara kita, ada beberapa contoh tindakan terorisme yang ada di Indonesia yaitu yang pertama, pada operasi tinombala pada tahun 2016 di Poso melibatkan 3000 TNI dan polri yang terdiri dari 1500 TNI dan 1500 polri untuk menangkap jaringan yang tergabung dalam MIT (Mujahidin Indonesia Timur) yang dipimpin oleh santoso, TNI dan polri sempat terlibat baku tembak dengan pasukan Mujahidin Indonesia Timur. Saat terjadinya baku tembak antara aparat TNI dan polri dengan pasukan Mujahidin Indonesia Timur, pimpinan dari Mujahidin Indonesia Timur tewas dalam kejadian itu.Â
Yang kedua, terjadi pada tanggal 14 Januari 2016. Peristiwa pengeboman tersebut terjadi di Jakarta, tepatnya di salah satu cafe sekitar pusat perbelanjaan dan sebuah pos polisi yang tidak jauh dari lokasi jalan MH Thamrin. Pengeboman itu dilakukan oleh kelompok ISIS, sempat ada baku tembak antara para polisi dengan para pelaku.Â
Setelah kejadian itu ada 8 korban yang tewas terdiri dari 4 pelaku dan 4 warga sipil. Polisi dengan cepat meringkus pelaku pengeboman tersebut dan berhasil merinkus semua jaringan terorisme dalam waktu hampir bersamaan yang ada di Bekasi (5 tersangka diamankan dengan keadaan hidup), Cirebon (2 tersangka diamankan dengan keadaan hidup), Indramayu (4 tersangka diamankan dengan keadaan hidup), Balikpapan (3 tersangka diamankan dengan keadaan hidup), dan Tegal (2 tersangka diamankan dengan keadaan hidup).
Berdasarkan catatan Okezone, terdapat sejumlah peristiwa serupa yang terjadi di berbagai daerah. Berikut peristiwa teror bom sejak 2017 yang dirangkum Okezone dan merupakan salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia, diantaranya Bom Kampung Melayu pada Rabu 24 Mei 2017 lalu yang mengakibatkan lima orang tewas dan 10 orang lainnya mengalami luka-luka, Bom Surabaya terjadi pada Minggu 13 Mei 2018 mengakibatkan 13 korban tewas, dan 43 orang lainnya mengalami luka-luka.Â