Mohon tunggu...
Azmil Nadhifa
Azmil Nadhifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi yang suka explore

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Universitas17 Agustus 1945 Surabaya Mengembangkan Varian Rasa dari Produk Jamu pada UMKM di Desa Bakalan, Kabupaten Mojokerto

17 Juli 2024   16:14 Diperbarui: 17 Juli 2024   17:21 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Mahasiswa Untag

Gondang, Mojokerto - Salah satu minuman tradisional yang masih eksis hingga saat ini adalah jamu. Jamu diolah dari bahan-bahan alami berupa bagian tumbuhan seperti buah asam, kunir/kunyit, temulawak, jeruk nipis, rimpang atau akar, daun-daunan, kulit batang, serta sinom. Bahan dasar pembuatan jamu yang berasal dari bahan alami ini meningkatkan kepercayaan konsumen atas khasiatnya yang baik dan komposisinya yang tidak mengandung racun. Jamu merupakan salah satu representasi dari kearifan lokal yang berkembang di masyarakat karena kebermanfaatan minuman tradisional ini masih dipercaya oleh masyarakat dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit tanpa menimbulkan efek samping.

Dalam kegiatan KKN yang berlangsung sejak tanggal 10 Juli 2024-21 Juli 2024, mahasiswa dari Untag Surabaya mengembangkan ide untuk menambah varian rasa pada produk jamu yang diproduksi dan dijual oleh salah satu UMKM yang terdapat di Desa Bakalan. UMKM ini milik Bu Siti dan telah beroperasi sejak lama sehingga mempunyai konsumen atau pelanggan tetap. Mahasiswa-mahasiswa tersebut memperluas varian rasa dari produk jamu dengan menambah dua rasa yakni temulawak dan Aserehe (asem, sereh, dan jahe). "Saya memiliki empat varian rasa jamu tradisional, dan yang paling populer di antara konsumen adalah jamu kunyit asam," ujar Bu Siti.

Program kerja dari mahasiswa-mahasiswa Untag Surabaya bertujuan untuk meningkatkan omset penjualan dari UMKM jamu tersebut serta membantu memproduksikan produk yang diproduksi di media sosial agar dapat diketahui lebih banyak orang serta bisa dipesan secara online. "Saya berharap penambahan varian rasa jamu ini dapat meningkatkan penjualan dan memperkuat posisi kami di pasar minuman tradisional," tambah Bu Siti.

Pelanggan-pelanggan pada UMKM jamu di Desa Bakalan ini cenderung membeli jamu dengan varian rasa yang berbeda seperti yang telah dibuat Bu Siti sebelumnya. Oleh karena itu, mahasiswa Untag Surabaya yang melaksanakan KKN ini melihat peluang untuk mengembangkan varian rasanya agar memperluas pilihan pesanan dari pelanggan jamu sehingga dapat menyesuaikan dengan selera mereka. 

Pengembangan varian rasa yang dibuat tersebut dapat terus dikembangkan sesuai dengan kemauan dari Bu Siti selaku pemilik usaha. Antusiasme dari Bu Siti selama pelaksanaan program kerja dari mahasiswa Untag Surabaya ini sekiranya dapat menjadi pemantik semangat baginya untuk terus melakukan pengembangan pada varian rasa dan khasiat jamunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun