Desa Semboro merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Semboro. Kecamatan Semboro terdiri dari 6 desa, yaitu Desa Rejoagung, Semboro, Sidomekar, Sidomulyo, Pondokjoyo, dan Pondokdalem. Desa Semboro terletak pada bagian barat Kabupaten Jember. Desa ini merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian 25 DPL dan memiliki luas 952.707 Ha. Secara umum , mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian, dan sebagian bekerja di sektor industri, jasa, perdagangan dan lain – lain.
Dari segi topografi, Desa Semboro memilik tanah yang subur dan sistem irigasi serta infrastruktur yang mendukung untuk berkembangnya berbagai komoditas tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan. Salah satu  tanaman hortikultura yang banyak di tanam adalah lidah buaya. Didukung dengan iklim tropis , membuat tanaman lidah buaya tumbuh dengan baik.
Di tengah situasi mewabahnya virus Covid-19 , Jember merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam zona merah di Provinsi Jawa Timur. Tentunya produk kesehatan seperti masker, cairan antiseptic (hand sanitizer), dan cairan desinfektan sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran virus, serta pemberlakuan sosial distancing di tempat umum, seperti pasar, tempat ibadah, sarana olahraga umum, dan lain sebagainya.
Pemerintah setempat telah melakukan penyemprotan disinfektan di tempat – tempat yang dapat menimbulkan terjadinya kerumunan, seperti ruas jalan, pasar, masjid. Namun, tetap saja membuat warga kesulitan karena terbatasnya ruang gerak. Terlebih disaat kebutuhan akan APD meningkat, maka tidak memungkiri akan terjadi kelangkaan stok, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, melalui KKN Back To Village III Universitas Jember dan musyawarah dengan Ketua RT 003 Dusun Kampung Baru, Desa Semboro serta anggota takmir masjid At-Taqwa, penulis mengusulkan untuk membuat inovasi hand sanitizer dengan tujuan dapat membantu memberikan solusi apabila terjadi kelangkaan produk kesehatan. Selain itu, penulis juga mengusulkan pembuatan jamu jahe yang berguna untuk membantu meningkatkan imun tubuh. Kegiatan tersebut direalisasikan dengan mengadakan kelas pelatihan.
Kelas pelatihan dimulai pada tanggal 25 Agustus 2021, dan dilakukan sebanyak 2 sesi, yaitu sesi materi dan praktikum. Pada sesi materi, mahasiswa memberikan pemahaman tentang topik terkait, dan untuk sesi praktikum, mahasiswa bersama sasaran melakukan praktik pembuatan produk. Produk – produk yang telah dibuat pada saat praktikum, dapat dimanfaatkan secara langsung baik oleh sasaran maupun jama’ah. Dan kelas yang diadakan terlaksana dengan baik.
Hand sanitizer dari lidah buaya yang telah dibuat, diletakkan di tiang bagian serambi masjid. Hal ini mendapat respon positif dari penggunanya. Mereka mengatakan bahwa, inovasi produk ini membantu masyarakat agar lebih kreatif dalam memanfaatkan kekayaan alam sekitar. Respon positif pun di dapat dalam pembuatan jamu jahe. Jamu jahe yang dibuat dengan menambahkan rasa manis, dapat dikonsumsi oleh banyak kalangan terlebih anak - anak.  Seluruh kegiatan yang telah dilakukan, memberikan warna baru bagi sasaran serta jama'ah dan hasilnya dapat diterima baik oleh masyarakat.
   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H