Mohon tunggu...
Aini Widayah
Aini Widayah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

wasyhadd bi anna muslimuun....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pandangan Politik Yang Ckckckck

28 Mei 2011   16:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:06 4885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liberalisme untuk pertama kalinya dikobarkan oleh kaum Borjuis, Prancis pada abad ke-18 sebagai reaksi protes terhadap kepincangan yang telah berakar lama di Prancis. Sebagai akibat warisan sejarah masa lampau, di Prancis terdapat pemisahan dan perbedaan yang tajam sekali antara golongan I dan II yang memiliki berbagai hak tanpa kewajiban dan golongan III yang tanpa hak dan penuh dengan kewajiban. Golongan Borjuis mengajak seluruh rakyat untuk menentang kekuasaan raja yang bertindak sewenang-wenang dan kaum bangsawan dengan berbagai hak istimewanya guna mendapatkan kebebasan berpolitik, berusaha, dan beragama. Gerakan ini diilhami oleh pendapat Voltaire, Montesquieu, dan J.J. Rousseau. Gerakan liberalisme akhirnya meningkat menjadi gerakan politik dengan meletusnya Revolusi Prancis. Selanjutnya, lewat kekuasaan Napoleon Bonaparte, paham liberal ini disebarluaskan ke negara-negara Eropa melalui semboyan liberte, egalite, dan fraternite.

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/2070227-sejarah-munculnya-paham-liberalisme/#ixzz1NQA9BhlW

Sampai disini mungkin teman2 tahu kenapa tangan saya mendadak gatel ketika baca pandangan politik yang “rada” mustahil unreasonable itu….

Sebagaimana definisinya, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi. Bukan dalam diri umat muslim. Right? Jadi mungkinkah kita bisa istiqomah di jalan Allah dalam paham keliberalan itu? Sementara liberalisme sendiri sudah mengkultuskan dirinya hanya dapat tumbuh dalam sistem Democrazy… huhh?

Liberalisme juga menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Ya seperti di negara kita ini, masyarakatnya dijamin dalam 4 hal kebebasan,

~ Kebebasan beragama (Freedom of religion)

~ Kebebasan berpendapat (freedom of speech)

~ Kebebasan Kepemilikan (Freedom of ownership)

~ Kebebasan berperilaku (Personal behaviour)

Apakah terkesan begitu manis jaminan2 ini? Padahal faktanya justru merugikan dan malah menghantarkan pada penghancuran agama dan masyarakat.

Kebebasan beragama_ salah satu dampaknya bisa dilihat pada kasus artis2 yang dengan mudahnya pindah2 agama atas nama cintrong. Halah. Atas jaminan itu, mempermainkan agama ga jadi soal. Hari ini islam, besok kristen, besok lusa katolik, lusanya lagi budha dan lusa2nya lagi hindhu… ckckck. Bahkan mau tidak beragama juga monggooo…  ini kata democrazy dalam jaminannya freedom of religion.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun