Kehadiran Reza Rahardian sebagai pemeran utama yang memerankan Benyamin juga terkesan overacting dan tidak cocok dengan mimik dari tokoh Benyamin sueb, memang dari gestur akan terlihat menjiwai tapi karena sikap yang overacting ini menyebabkan mimik yang diperankan menjadi dilebih lebihkan (hiperbolis).Â
Seorang Benyamin S. yang diperankan oleh Reza Rahardian dalam filmnya malah lebih terlihat garing.
Didalam film Benyamin Biang Kerok ini juga termuat materi materi yang sarat dengan isu politik dan isu sosial di masyarakat saat ini. Mulai dari kasus korupsi, permainan penguasa, kehidupan malam, bahkan juga memuat bagaimana 2 tokoh politik yang kontroversial saat ini seperti Ahok dan Djarot juga terlibat didalamnya.Â
Hal itu memang bagus dalam pembuatan suatu karya film. Tetapi alangkah baiknya pihak Falcon Pictures tidak memasukkan isu-isu politik yang sensitif dan malah lebih terkesan seperti Black Campaign atau Politik Praktis.
Film dengan rating D17+ ini rencananya akan dibuat dengan sekuel lanjutan yaitu Film Benyamin Biang Kerok Beruntung pada awal Desember tahun ini.Â
Langkah awal pihak Falcon Pictures dalam keinginannya untuk menyegarkan kembali film-film lama masterpiece di Indonesia sangat patut diapresiasi, tetapi Pihak Falcon Pictures harusnya belajar dari kesalahan kesalahan sebelumnya agar film yang digarapnya menjadi lebih berbobot dan diterima dimasyarakat kita.
Salam.
Minggu, 18 Maret 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H