Saham GIAA terus mengalami penurunan sejak IPO dari Rp 750 per saham dari 2011 menjadi Rp 248 per lembar saham per 6 Juni 2018. Berikut chart saham Garuda dalam 2 tahun terakhir.

Baca juga: Alasan Fundamental Melemahnya Rupiah Saat Ini

Penurunan nilai GIAA yang miris dilihat dibandingkan dengan reputasi luar biasa sampai akhir 2016. Kita nantikan saja kelanjutannya. Sampai kapan masalah ini akan berlangsung.
Kesimpulan dan pengamatan pribadi
Kebijakan direksi dalam penambahan rute dan jumlah pesawat terbang memukul turun nilai saham GIAA karena tidak ditunjang dengan riset yang tepat terkait pasar baru tersebut. Seakan tidak peduli, banyak rute-rute baru yang direncanakan akan ditambah walaupun persero terus mengalami kerugian.
Padahal potensi Garuda Indonesia sebagai salah satu maskapai penerbangan yang disegani di kancah internasional sangat tinggi namun saat ini BUMN tersebut tidak memiliki pegangan yang cukup dengan sisa cash USD 305 juta dan peningkatan hutang sebesar USD 150 juta sejak awal 2018 per kuartal I (31 Maret 2018).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI