Seiring kemajuan zaman dan semakin majemuknya sebuah peradaban, isu radikalisme di kalangan muslim Indonesia juga dunia semakin digelorakan. Prinsip Islam rahmatan lil 'alamiin saja tidak cukup tanpa ada impelmentasi. Masyarakat Islam Indonesia perlu berpegang teguh pada prinsip wasathiah yaitu sifat moderat. Dalam pandangan peneliti sejauh ini, belum ditemukan penelitian terdahulu mengenai penelitian Identitas Masyarakat Islam Nusantara dalam bingkai Islam Washatiyah dan Islam berkemajuan.
KONSEP ISLAM WASATHIYAH
Islam merupakan satu diantara enam agama yang diakui di Indonesia. Meskipun bukan agama yang tertua di Indonesia, namun Islam memiliki pemeluk yang mayoritas. Secara etimologi, Islam berasal dari kata 'Aslama" yang berarti berserah diri, tunduk dan patuh. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 112 yaitu:
Artinya: Tidak! Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasatakut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
Berdasarkan etimologi tersebut, maka umat Islam merupakan umat yang senantiasa berserah diri. Prilakunya selalu tunduk dan patuh mengikuti segala perintah Allah SWT dan meninggalkan apa-apa yang menjadi laranganNya. Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan. Diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang terakhir, diperuntukkan bagi seluruh umat manusia di mana pun dan kapan pun. Dimana, ajaran Islam tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
PENGERTIAN WASATHIYAH
Secara bahasa, kata wasthiyyah memiliki makna di antaranya adalah: sifat yang berarti pilihan (khiyr); bisa juga bermakna menunjuk makna adil (al 'adl). Sedangkan dari segi istilah, kata wasthiyyah bermakna sikap moderasi dan perilaku umat, baik dalam berkeadilan dan prestasi. Dari makna ini kemudian lahir konsep mampu menjadi penyeimbang dalam kehidupan yang berbasis pada kesadaran dan pertimbangan yang bijak
CONTOH ISLAM WASATHIYAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
- Melakukan segala sesuatu dengan seimbang, makan tidak tidak terlalu kenyang, seperti yang disampaikan pada hadist nabi Muhammad saw "berhentilah makan sebelum kenyang". Hal tersebut termasuk dalam kita menjalankan islam wasathiyah dalam artian keseimbangan.
- Membaca doa ketika hendak melakukan apapun.
- Menghormati setiap perbedaan yang ada pada lingkungan sekitar, namun harus pada hal yang wajar.
- Tidak hanya berfokus pada dunia melainkan juga pada akhirat.
Perilaku-perilaku kecil yang tidak kita sadari bahwa itu hal tersebut adalah cerminan kita dalam menjalankan islam wasathiyah saa ini, adapun beberapa manfaat yang kita dapatkan ketikan menerapkan islam wasathiyah sendiri meliputi:
- At-Tawassuth (jalan tengah), yaitu pemahaman dan pengamalan agama yang tidak berlebih lebihan (ifrat) dan meremehkan (tafrth).
- At-Tawzun (berkeseimbangan). Adalah pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang mencakup berbagai sendi kehidupan, baik urusan dunia maupun urusan akhirat. Tegas dalam menyatakan prinsip dan dapat membedakan antara penyimpangan (inhirf) perbedaan (ikhtilf).
- Al-I'tidl (lurus dan tegas), adalah mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya serta melaksanakan hak dan kewajiban secara proporsional.
- AT-Tasmuh (toleransi), adalah menghormati dan mengakui adanya sebuah perbedaan, baik dalam aspek keagamaan dan aspek-aspek lain didalam kehidupan.
- Al-Muswt (egaliter), adalah sikap tidak diskriminatif pada yang lain yang disebabkan adanya perbedaan tradisi, keyakinan, dan asal usul seseorang.
- Asy-Syr (musyawarah), adalah penyelesaian masalah yang dilakukan dengan cara bermusyawarah dengan mengedepankan prinsip kemaslahatan di atas segalanya.
- Al-Ishlh (reformasi), adalah sikap mengutamakan prinsip reformatif untuk mencapai suatu keadaan yang lebih baik dan mengakomodasi perubahan serta kemajuan zaman dengan berpijak pada mashlahah 'amah (kemaslahatan umum) dengan tetap berpegang pada prinsip al-muhfazhah 'ala al-qadm al-shlih wa al akhdzu bi al-jadd al-ashlah.
- Al-Aulawiyyah (mendahulukan yang prioritas), yaitu kemampuan mengidentifikasi hal ihwal yang lebih penting harus diutamakan untuk diimplementasikan dibandingkan dengan yang kepentingannya lebih rendah.
- Al-Tathawwur wa al-Ibtikr (dinamis dan inovatif), adalah sikap yang selalu terbuka untuk melakukan perubahan-perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman serta memunculkan hal hal yang baru untuk kemaslahamatan dan kemajuan umat manusia.
- At-Tahadl- dlar (berkeadaban), adalah sikap menjunjung tinggi akhlakul karimah, dan integritas sebagai khairu ummah dalam kehidupan kemanusiaan dan peradaban.
- Mampu menghayati prinsip keseimbangan seimbang secara fisik, jiwa dan ruhani yang harus sama-sama berkembang bersama sama.
- Memiliki kesadaran bahwa manusia adalah makhluk sosial yang harus saling menghargai dan saling membutuhkan.
- Bersedia menerima kemajemukan dalam berbagai hal kehidupan, baik keragaman keyakinan, suku bangsa, pemikiran, pandangan dan sebagainya.
- Mampu berinteraksi sosial, berdialog, berkomunikasi dan terbuka dengan semua pihak yang mempunyai latar belakang keyakinan, budaya dan peradaban yang berbeda.
- Mampu tidak hanyut dalam kehidupan hedonisme dengan tidak menghiraukan kehidupan spiritualisme, tidak hanya fokus pada kehidupan rohani dengan mengabaikan kehidupan jasmani.
- Mampu bersikap moderat yakni tidak ekstrim, tidak merasa paling benar sendiri, dan menganggap orang lain salah.
Dengan adanya tulisan diatas, diharapkan pembaca dapat menjadikan diri lebih baik, dan memiliki pemahaman baru terhadap apa itu islam wasathiyah. Kesimpulan yang kita dapat dari beberapa point diatas ialah:
- Islam Wasathiyah adalah konsep yang menekankan umat Islam untuk menjalani kehidupan dengan prinsip-prinsip adil, moderat, dan seimbang. Umat Islam diminta untuk menjalani ajaran Islam dengan kesadaran dan pertimbangan yang bijak.
- Konsep Wasathiyah dalam Islam mengacu pada ayat-ayat Al-Qur'an, yang menyebutkan umat Islam sebagai "umat pertengahan" yang adil dan baik. Umat Islam dianjurkan untuk menjalani kehidupan dengan karakteristik adil, toleran, seimbang, dan moderat.
- Penerapan Islam Wasathiyah memiliki manfaat, antara lain: menjaga keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, mempromosikan keadilan, menciptakan harmoni dalam masyarakat, dan membantu umat Islam untuk menjalani kehidupan yang berkualitas dan bermakna. Serta mampu menghadapi perubahan zaman dengan cara yang moderat dan inovatif.
- Islam Wasathiyah juga mencakup berbagai prinsip seperti musyawarah, reformasi, dan inovasi, yang mendorong umat Islam untuk terus berkembang dan berkontribusi positif terhadap masyarakat dan peradaban.