Mohon tunggu...
Azkiya Nabila Firdaus
Azkiya Nabila Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang mahasiswa di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Revolusi Artificial Intelligence (AI) dalam Industri Hiburan: Akankah Menggeser Peran Seniman?

22 Desember 2024   23:59 Diperbarui: 22 Desember 2024   22:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI dalam Pendidikan Online (Sumber: Artificial Intelligence Center Indonesia)

Manusia (seniman) memiliki pengalaman hidup, emosi, dan perasaan yang mempengaruhi kreativitas. Melalui pengalaman hidup, mereka mampu menciptakan karya seni yang emosional dan ekspresif sehingga sulit ditiru oleh AI. Manusia juga mampu membuat keputusan kreatif berdasarkan insting dan pengalaman mereka. Sedangkan, AI tidak memiliki pengalaman, emosi bahkan perasaan seperti manusia.

Seniman memahami konteks budaya dan sejarah, memungkinkan mereka menciptakan karya seni yang lebih mendalam. Seniman juga memahami koneksi antar budaya, makna simbolis dalam budaya dan perbedaan kulturnya. Seniman juga dapat berkolaborasi dengan seniman lainnya agar menciptakan karya seni yang lebih dinamis. Sedangkan, AI hanya menganalisis melalui data yang tersedia.

Jadi, kecanggihan AI tidak sepenuhnya memiliki kelebihan dan berpengaruh positif. Tetapi, AI juga memiliki kekurangan sehingga keberadaannya tidak akan menggeser peran seniman sepenuhnya. Melainkan hal itu bisa dimanfaatkan untuk memperluas kemungkinan kreatif dan membuka peluang baru bagi seniman untuk berkarya.

Solusi Kreatif Penggabungan Peran AI dan Seniman

Seniman dapat berkolaborasi dengan AI untuk menciptakan karya seni yang unik. Mereka bisa berperan sebagai kurator dan editor karya seni AI untuk memastikan kualitasnya. Dalam pengembangan konsep, seniman dapat fokus pada penemuan ide, sementara AI menangani proses pembuatan. Selain itu, seniman dapat berperan sebagai pendidik dan kritikus dalam memahami dan menilai karya seni yang dihasilkan AI.

Ada 4 teknik kolaborasi yang bisa dilakukan oleh seniman dan AI, yaitu:

  • Generative Art : yaitu AI menghasilkan karya seni berdasarkan parameter seniman
  • Hybrid Art : yaitu seniman dan AI bekerja sama untuk menciptakan karya seni campuran
  • Interactive Art : yaitu pengunjung berinteraksi dengan karya seni yang dikembangkan oleh seniman dan AI
  • Data-Driven Art : yaitu seniman menggunakan data dari AI untuk menciptakan karya seni.

Referensi

  • Ratu AI. (2024). AI dalam Bidang Seni : Eksplorasi Kreativitas dan Kecerdasan Buatan.
  • Amazon Web Services. (2024). Apa Itu Kecerdasan Buatan (AI).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun