Kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian utama di Indonesia, dengan karies sebagai masalah yang mendesak. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi kesehatan gigi dan mulut. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional, melibatkan 292 responden yang terdiri dari 141 perempuan dan 151 laki-laki.
Hasil Penelitian
Frekuensi Menyikat Gigi: Hasil menunjukkan bahwa 66,4% responden menyikat gigi dua kali atau lebih dalam sehari, namun banyak yang tidak melakukannya pada waktu yang tepat. Masih terdapat keluhan tentang sakit gigi dan tingginya angka karies.
Kesadaran Kebersihan Gigi: Sebanyak 85,7% responden berpendapat bahwa menjaga kebersihan gigi sangat penting untuk kesehatan, sementara 14,3% lainnya menganggap kebersihan gigi itu penting.
Pemahaman tentang Kebersihan Gigi: Hanya 21,5% responden yang memiliki pemahaman sangat baik mengenai pentingnya menjaga kebersihan gigi, sedangkan 64,1% memiliki pengetahuan umum dan 14,2% menunjukkan pemahaman yang kurang.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan kesehatan gigi telah meningkat, terlepas dari latar belakang sosial individu. Menjaga kebersihan gigi dan mulut tidak hanya penting untuk memiliki senyum yang menarik tetapi juga untuk mencegah berbagai masalah kesehatan seperti penyakit gusi dan gigi berlubang.
Dampak Kurangnya Kebersihan Gigi
Mengabaikan kebersihan gigi dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, antara lain:
1. Gigi Berlubang: Karies ditandai dengan adanya lubang kecil pada gigi akibat infeksi bakteri. Jika tidak segera ditangani, infeksi dapat menyebar dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut hingga menginfeksi saraf gigi. Kondisi rongga mulut yang asam akibat makanan kariogenik dapat memperburuk situasi ini.
2. Karang Gigi: Karang gigi terbentuk dari penumpukan plak atau sisa makanan yang mengandung mikroorganisme. Konsumsi makanan dan minuman kariogenik serta praktik kebersihan mulut yang kurang memadai menjadi faktor risiko utama.
3. Peradangan Gusi: Penumpukan plak dapat menyebabkan peradangan pada gusi. Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan mulut umum yang ditandai dengan peradangan gusi dan kerusakan jaringan pendukung gigi.
4. Bau Mulut dan Sariawan: Luka yang tidak diobati di area gigi dapat menyebabkan pendarahan dan infeksi, yang berujung pada bau mulut. Sariawan biasanya disebabkan oleh kekurangan vitamin C.
Penyakit Serius: Gejala sariawan disertai pendarahan yang tak kunjung sembuh bisa menjadi tanda penyakit kanker rongga mulut. Kurangnya kebersihan gigi juga dapat meningkatkan risiko infeksi jantung (endokarditis) dan gangguan kesehatan janin.
Kesimpulan
Menjaga kebersihan dan kesehatan gigi serta mulut sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Perawatan yang baik terhadap kebersihan gigi akan memberikan manfaat jangka panjang. Selain itu, perawatan rutin ini juga berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan. Kesehatan mulut merupakan indikator penting dari kesehatan umum, termasuk kesejahteraan dan kualitas hidup, sebagaimana diakui oleh WHO. Penyakit mulut dapat memengaruhi kinerja individu di sekolah maupun tempat kerja serta menimbulkan masalah sosial dan pribadi. Dampak psikososial dari penyakit mulut dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan. Penyakit gusi juga memungkinkan bakteri masuk ke aliran darah, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Oleh karena itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, termasuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi untuk mencegah masalah lebih lanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H