Mohon tunggu...
Azkia Rahmi
Azkia Rahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cahaya Dibalik Sayap Orientalisme

21 Desember 2022   18:57 Diperbarui: 21 Desember 2022   19:16 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muhammad is a  father of lies, Muhammad is emissary of devil.


Ungkapan-ungkapan diatas telah menjadi boomerang bagi Islam sejak beberapa abad belakangan. Bagaimana tidak sejak jatuhnya Konstatinopel tahun 1453 ke tangan umat Islam mencetak sejarah panjang bagi peradaban yang bahkan masih tersusun dan tak terabaikan dalam lembaran-lembaran historis dunia Islam dan Barat. Dimulai semenjak adanya pax Islamica pada abad ke-7 dimana ketika itu Islam mengerahkan segala kekuatan untuk merebut wilayah kekuasaan dari tangan Barat sehingga Islam berhasil menguasai wilayah Laut Tengah. 

Belum lagi pahitnya peristiwa Perang Salib yang   mampu mamatahkan Barat sehingga Islam kembali berada di titik jaya. Tak sampai disitu, jatuhnya kota Andrianopel tahun 1366 ke tangan Turki Usmani membuat Barat semakin memanas. Diperparah dengan kondisi jatuhnya Konstatinopel ke tangan umat Islam sebagaimana yang telah dipaparkan pada kalimat sebelumnya.

Sederetan peristiwa tersebut merupakan bentuk ancaman yang menghantui Barat yang ketika itu posisinya sedang tidak baik-baik saja. Bagi Barat sejak hadirnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw adalah bentuk tantangan yang sewaktu-waktu bisa merobohkan pertahanannya. Islam mengatakan bahwa Kristen adalah wahyu yang diterima oleh Nabi Isa a.s yang kemudian wahyu tersebut tidak lagi murni dikarenakan ada campur tangan manusia di dalamnya. Bahkan Islam juga menolak unsur trinitas. 

Melihat kondisi tersebut membuat Barat memanas dan was-was. Barat tidak terima dengan stigma yang dijatuhkan kepadanya bahwa agamanya Kristen adalah 'palsu'. Oleh karena itu Barat meluncurkan aksi balas dendam dengan cara menyelidiki Islam untuk mencari celah letak kelemahan dari Islam. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah Orientalisme.

Orientalisme diartikan sebagai paham ketimuran, yaitu sebuah kajian yang dilakukan orang-orang Barat kepada dunia Timur atau Islam dengan tujuan menjatuhkan citra Islam. Dalam melancarkan aksinya, Barat melontarkan berbagai macam stigma negatif terhadap Islam. Salah satunya seperti yang termuat dalam tulisan teolog Abad Pertengahan, Thomas Aquinas bahwa Islam adalah agama yang keliru. Islam adalah agama yang disebarkan melalui peperangan dan kekerasan. Islam adalah agama hawa nafsu. Dan Muhammad adalah anti-Kristus.

Dalam kajiannya orientalis seolah sengaja membalikkan fakta akan sebuah kebenaran tentang Islam. Sehingga praduga-praduga yang dilontarkan hingga ujung abad ke-16 adalah kajian yang bersifat subjektif. Dimana hasil analisisnya bukanlah berdasarkan realita yang sesungguhnya melainkan hasil emosi terhadap apa yang dialami. Sehingga ketika kebenaran diputar balikkan akan memicu sebuah issue yang berakhir pada penolakan terhadap Islam oleh kelompok-kelompok tertentu.

Nampaknya Barat memang benar-benar ganas dalam merebut kembali eksistensinya. Hal ini berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh para teolog Kristen bahwa Al-qur'an yang menjadi pedoman umat Islam adalah sebuah kepalsuan. Al-qur'an dipandang sebagai perkataan Muhammad dan bukanlah perkataan Tuhan.

 Dimana, Muhammad mengadopsi Perjanjian Lama dan Perjanjiaan Baru. Sehingga dapat dikatakan Islamlah yang merupakan sebuah plagiator terhadap Kristen. Sesuai dengan apa yang dikemukakan Noldeke, seorang orientalis besar berkebangsaan Jerman yang membuat suatu pernyataan bahwa apa yang tertuang dalam surah Ali-Imran ayat 41-47 dan surah Maryam ayat 17 merupakan kisah-kisah yang terdapat dalam Perjanjian Baru.

Dari apa yang sudah dipaparkan sebelumnya kiranya menarik untuk direnungkan. Bahwa beberapa stigma negatif orientalis terhadap Islam memunculkan suatu pemikiran bahwa kaum Orientalis adalah kaum yang kejam. Benarkah demikian? Apakah Islam sedangkal itu melihat 'baju' seorang orientalis? Mungkin pernyataan ini memicu sebuah perdebatan yang seakan-akan menempatkan saya membela kaum orientalis. Namun, saya mencoba melihat setitik sisi positif dari kehadiran orientalisme. Menurut saya dengan adanya orientalisme Islam semakin tumbuh seiring majunya peradaban. Keilmuan Islam akan semakin maju mengiringi ilmunya orang-orang Barat. Sehingga Islam tidak lagi berjalan pada lingkup religius.


Dengan demikian, at the last word. What your opinion about orientalism?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun