Mohon tunggu...
Azkia
Azkia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menapaki Administrasi Layanan Kesehatan Sebagai Mahasiswa Baru

8 Januari 2025   15:23 Diperbarui: 8 Januari 2025   15:23 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tampak Luar Ruangan Admisi Rawat Inap RSUA, Sumber: Dokumentasi Pribadi

Memasuki dunia perkuliahan sebagai mahasiswa baru, terutama di Program Studi Kesehatan Masyarakat, adalah pengalaman yang membuka banyak wawasan baru. Selain tantangan akademik, saya juga dihadapkan pada kesempatan untuk mengamati langsung berbagai aspek dalam dunia pelayanan kesehatan. Salah satu pengalaman yang berkesan adalah kunjungan ke rumah sakit untuk mengamati situasi di bagian administrasi kesehatan, khususnya pada pelayanan admisi rawat inap. Pengalaman ini mengajarkan saya bagaimana administrasi kesehatan yang baik dapat mendukung kelancaran pelayanan medis, dan bagaimana pentingnya komunikasi terapeutik dalam menjalankan tugas tersebut, terlebih dalam konteks peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan yang saya ambil. 

Kunjungan ke rumah sakit tersebut memberikan gambaran nyata tentang bagaimana sistem administrasi kesehatan bekerja, terutama dalam hal pelayanan admisi rawat inap. Proses admisi ini ternyata tidak sesederhana yang saya bayangkan. Tidak hanya melibatkan prosedur pengisian formulir atau pendaftaran pasien, tetapi juga memerlukan pemahaman yang mendalam tentang data medis, klaim asuransi, hingga interaksi dengan keluarga pasien. Sebagai mahasiswa yang tertarik pada peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, saya menyadari bahwa pelayanan admisi rawat inap adalah langkah pertama yang sangat vital dalam rangka memastikan pasien mendapatkan layanan yang tepat. Administrasi yang baik tidak hanya menyangkut kecepatan dan efisiensi, tetapi juga tentang keakuratan data yang sangat dibutuhkan dalam pengobatan. 

Namun, yang lebih menarik lagi adalah bagaimana komunikasi terapeutik berperan penting dalam proses admisi ini. Komunikasi terapeutik, yaitu komunikasi yang membangun hubungan saling percaya antara tenaga medis, administrasi rumah sakit, dan pasien atau keluarga pasien, sangat terlihat dalam situasi tersebut. Pada saat pasien dan keluarga mengunjungi meja pendaftaran untuk menjalani proses admisi, staf administrasi bukan hanya berperan dalam mengumpulkan data, tetapi juga memastikan pasien dan keluarga merasa nyaman dan tidak tertekan. Banyak pasien yang datang dalam keadaan khawatir atau bingung, apalagi jika mereka harus menjalani perawatan di rumah sakit dalam waktu yang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, staf administrasi dan tenaga medis harus mampu memberikan penjelasan yang jelas, serta mendengarkan kekhawatiran pasien dengan empati. Komunikasi yang baik ini sangat penting untuk menciptakan suasana yang mendukung proses penyembuhan. 

Sebagai mahasiswa di Program Studi Kesehatan Masyarakat, saya belajar bahwa pelayanan administrasi kesehatan bukan hanya soal mengelola data atau mengurus klaim asuransi. Lebih dari itu, layanan administrasi kesehatan harus memikirkan aspek kemanusiaan dan kesejahteraan pasien. Pengalaman mengamati pelayanan admisi rawat inap di rumah sakit mengajarkan saya bagaimana kebijakan-kebijakan yang ada dalam administrasi kesehatan, seperti prosedur penerimaan pasien, dapat dirancang dengan lebih efisien dan berfokus pada kualitas layanan. Di sinilah peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan sangat relevan. Mahasiswa yang mengambil peminatan ini dipersiapkan untuk memahami dan merancang kebijakan yang tidak hanya efisien dalam hal administratif, tetapi juga memperhatikan kepuasan dan kenyamanan pasien. Proses admisi rawat inap juga memberikan wawasan tentang pentingnya integrasi antara kebijakan administrasi dan pelayanan medis. Sebagai contoh, jika prosedur administrasi tidak berjalan dengan lancar, hal ini dapat menghambat proses penanganan medis pasien yang membutuhkan perhatian segera. Di sinilah pemahaman mengenai manajemen layanan kesehatan yang baik menjadi sangat penting, terutama bagi mahasiswa yang ingin mendalami kebijakan dan administrasi kesehatan di dunia nyata. Dalam peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, mahasiswa diajarkan untuk merancang kebijakan

Sebagai mahasiswa di Program Studi Kesehatan Masyarakat, saya belajar bahwa pelayanan administrasi kesehatan bukan hanya soal mengelola data atau mengurus klaim asuransi. Lebih dari itu, layanan administrasi kesehatan harus memikirkan aspek kemanusiaan dan kesejahteraan pasien. Pengalaman mengamati pelayanan admisi rawat inap di rumah sakit mengajarkan saya bagaimana kebijakan-kebijakan yang ada dalam administrasi kesehatan, seperti prosedur penerimaan pasien, dapat dirancang dengan lebih efisien dan berfokus pada kualitas layanan. Di sinilah peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan sangat relevan. Mahasiswa yang mengambil peminatan ini dipersiapkan untuk memahami dan merancang kebijakan yang tidak hanya efisien dalam hal administratif, tetapi juga memperhatikan kepuasan dan kenyamanan pasien.

Proses admisi rawat inap juga memberikan wawasan tentang pentingnya integrasi antara kebijakan administrasi dan pelayanan medis. Sebagai contoh, jika prosedur administrasi tidak berjalan dengan lancar, hal ini dapat menghambat proses penanganan medis pasien yang membutuhkan perhatian segera. Di sinilah pemahaman mengenai manajemen layanan kesehatan yang baik menjadi sangat penting, terutama bagi mahasiswa yang ingin mendalami kebijakan dan administrasi kesehatan di dunia nyata. Dalam peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, mahasiswa diajarkan untuk merancang kebijakan yang memperhatikan kebutuhan operasional rumah sakit, sumber daya yang tersedia, dan kebutuhan pasien, sehingga pelayanan bisa berjalan dengan optimal. 

Dari pengalaman ini, saya juga menyadari bahwa komunikasi terapeutik yang efektif dapat mencegah banyak masalah administratif yang timbul di kemudian hari. Sebagai contoh, jika pasien atau keluarganya tidak mendapatkan penjelasan yang jelas tentang proses rawat inap, kemungkinan besar mereka akan merasa bingung atau kecewa jika ada kendala administrasi yang muncul di kemudian hari. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi yang baik dan komunikasi terapeutik yang empatik sangat diperlukan dalam proses pelayanan admisi rawat inap. Staf administrasi harus bisa menjelaskan dengan sederhana, namun tetap menghormati hak pasien dan keluarganya untuk mengetahui informasi medis yang relevan. Semua ini berujung pada kenyamanan dan kepuasan pasien, yang akhirnya mendukung kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. 

Pengalaman ini juga menguatkan pemahaman saya tentang pentingnya kebijakan yang mendukung kelancaran administrasi kesehatan. Sebagai mahasiswa yang tertarik pada Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, saya melihat bagaimana kebijakan yang jelas dan sistematis, yang didukung oleh prosedur administrasi yang tepat, dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pelayanan kesehatan. Rumah sakit dengan sistem administrasi yang terorganisir dengan baik dapat memberikan layanan yang cepat dan tepat, sementara pasien merasa dihargai dan diperhatikan. Inilah yang menjadi dasar dalam merancang kebijakan administrasi yang tidak hanya mengutamakan kecepatan, tetapi juga kualitas dan kenyamanan pasien.

Kesimpulannya, menapaki layanan administrasi kesehatan sebagai mahasiswa baru memberikan perspektif yang lebih luas tentang pentingnya peran administrasi dalam dunia kesehatan. Pengalaman mengamati situasi rumah sakit dan pelayanan admisi rawat inap mengajarkan saya bahwa administrasi kesehatan bukan hanya tentang mengelola data, tetapi juga tentang bagaimana memastikan pelayanan medis berjalan dengan lancar melalui komunikasi yang efektif dan kebijakan yang tepat. Komunikasi terapeutik yang baik membantu membangun hubungan yang sehat antara staf medis, administrasi, dan pasien, sementara peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan memberi mahasiswa kesempatan untuk merancang kebijakan yang mendukung efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan di masa depan. Pengalaman ini membuka mata saya tentang betapa pentingnya integrasi antara aspek administratif dan medis dalam menciptakan sistem kesehatan yang baik, dan bagaimana kita sebagai mahasiswa dapat berkontribusi untuk mencapainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun