Di warung kopi kayu tak bernama, terbuka hanya beratap rumbai,di pelosok, destination no where di aplikasi maps, beberapa sepuh dan anak muda tampak asyik berbual-bual. Mereka ditengarai dari jaman dan waktu yang berbeda, yag muda berjins pensil ala milenial dengan warna kaus ala distro, sementara yang rambutnya putih, gayanya kacau balau, berjaket kulit domba garut, bertopi hitam celana hitam, kumis tipis ala Zorro, ada yang berbaju songkok putih ala kiyai kampung jauh dari kiyai langitan yang beken dan sohor. Ada yang bergaya si pitung dan Jiih dengan peci merah dan putih plus sarung yang dilipat rapid an disampirkan di pundak sebagai asesoris jawara yang rendah hati sampai tidak bisa direndahkan lagi, saking rendah hatinya. Tapi setiap melihat gaya jawara kampung itu, intelejen VOC kebat kebit hatinya, luntur keimanannya, pengin kabur dan pulang ke negerinya, menjauh dari NKRI tercinta.Â
"Cakep nih, kalau Erick Tohir yang bikin Jokowow jatuh cintrong karena kinerja Bumn yang mencorong, dipasangin aja sama Ganjar Pra-Now-WOW, pasti jadi NKRI, Nusantara Kesatuan Repblik Indonesia, Bro !', pungkas Si topi kulit hitam, jaket kulit hitam dan celana jins hitam, bersepatu caterpilaar, hitam pula, gaya intel melayu banget yang kalau nyamar malah jadi keliatan mencolok. Sambil menyeruput kopi panas yang baru saja di sajikan Mpok Nunul yang bahenol, mermaya menggoda itu. Maksudnya mau gaya, bahwa ia tahan panas, akhirnya matanya mendelik dan terbatuk-batuk, lidahnya kelojotan karena menggoreng isu politik terkini dengan gaya super ingin menghabisi lawan. Walhasil dia batuk tak berhenti, jadinya....
"INi minum dulu air putihnya, politik kok maunya menghabisi lawan saja.makruh itu," tutur kiyai kampung seraya mengangsurkan air putih di gelas bening yang dia tuang dari kendi coklat tua yang eksotis rasa dinginnya, sempurna di lidah dan aman di gigi, karena suhunya pas seperti suhu tubuh normal manusia. Betapapun kita harus bangga dengan temuan sederhana tehnologi mendinginkan air yang lestari melampaui jaman, tanpa koneksi listrik bisa bikin air panas langsung dingin semriwing. Kebayang kan kalau pasukan NKRI turun ke paLESTINA, sebagai penjaga kedamaian PBB dan penjaga martabat negeri-negeri Arab yang terus dicederai Israel. Kalau kehausan di padang pasir sana, cukup minum air kendi mak nyesss...Tidak perlu bawa bawa dispenser dan olokan gulungan terminal kabel panjang kemana-mana. hehehe...
Begitulah hidup kadang kita terlalu menghargai hal yang serba mewah gaya terkini saja, kurang menghargai peninggalan nenek moyang Nusantara.
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H