minimal ada sedikitnya 1500 Inspirasi memajukan bangsa ini yang terangkum dalam buku terbitan terbaru Kepustakaan Populer Gramedia {KPG} , karya Yuga Aden, jurnalis yang setia mendampingi muhibah perjalanan Sandiaga Uno keliling Indonesia selama tujuh bulan, saat kampanye Pemilihan Presiden lalu. Kisah heroic perjalanan jauh dan cepat ini dicatat sebagai salah satu rekor Muri.Â
Catatan dokumentasinya amat rapi, baik dari segi gambardan cerita. Membuat pembaca buku ini bisa merasakan desau angin pesisir, ombak laut dan camar beterbangaan, pun dingin kabut gunung tinggi, paku bumi negeri elok yan kita cintai ini.
Buku berjudul "1.500 Inspirasi, Jelajah Perjalanan Sandiaga" sungguh berhasil memotret wajah aspirasi rakyat bawah, dari kelas pedagang pasar, petani, nelayan, pelaku ekonomi kreatif di pelosok negeri dengan cara tuturnya yang khas.  Menggunakan sajian kolase gambar foto yang kuat, menghasilkan paparan deskripsi yang kuat. Keunikan suatu daerah, keelokan pemandangan, irama dan kearifan lokal disajikan dengan ringkas, membekas, sekaligus mengesankan dalam pengggambarannya  setiap lembar dan bab-nya, dari awal sampai akhir.
Terungkap dalam isi buku ini, bagi Sandiaga kunjungan silaturahmi, menyapa langsung wajah khas Indonesia di titik terpencil dan terkucil, menjadi muhibah spiritual yang menggetarkan kalbunya serta menguatkan tekad pengusaha yang berhasil ini untuk memeberi pengabdian lebih layak dan tulus bagi kemajuan bangsa ini dalam posisi apapun.
Penulis buku ini, berhasil melukiskan perjalnan yang  menguras enerji dan perhatian ini,  demi memahami upaya mewujudkan keberpihakan ekonomi bagi rakyat jelata kebanyakan. Berbagai potensi yang dimiliki masyarakat di pelosok nusantara, ditunjang kearifan lokal masing-masing wilayah di tanah air menjadi modal penting yang menunjang kreativitas ekonomi yang berdaya saing tinggi. Karena pendekatan yang berhasil di suatu daerah belum tentu bisa berhasil di daerah lainhya. Mengingat setiap daerah memiliki keunikan, cara berfikir, bertindak , bertingkah laku beserta kultur adat istiadat yang melingkupinya.
Bagaimana caranya untuk menunjang potensi kearifan lokal? Pertama-tama, Sandiaga harus turun langsung dan menjelajahi seluk beluk masyarakatnya. Melihat, mendengar, merasakan denyut nafas, serta memaknai kearifan lokal dari sudut pandang subjeknya langsung. Bukan sekedar menjadi pengamat dari jauh
Buku ini menuturkan kembali jurnal perjalanan penulis, Yuga Aden saat mendampingi Sandiaga Salahuddin Uno dalam menempuh, mengenal, mendengar, dan melihat kehidupan masyarakat di lebih dari seribu lima ratus titik. Selama tujuh  bulan, Sandi menyerap aspirasi masyarakat yang menginginkan adanya semangat perubahan dalam mempercepat laju pembangunan didaerahnya masing-masing.
Banyak pengalaman berkesan, termasuk punggung tangan kanan calon wakil presiden Sandiaga Uno terlihat penuh dengan bekas luka. Saat ditanyakan wartawan perihal tersebut, Sandiaga mengatakan bekas luka tersebut merupakan rasa cinta dari emak-emak di Indonesia.
"Ini rasa cinta dari emak-emak. Ya tiap hari ketemu masyarakat. Tapi saya tenang walaupun sakit, kalau digenggam kena cakar," kata Sandiaga di Rumah Siap Kerja, Jakarta Selatan. Sandi lalu memperlihatkan punggung tangannya yang penuh dengan bekas luka pada wartawan. Menurut Sandi, antusiasme emak-emak itu menunjukkan bahwa mereka amat sangat menginginkan perubahan ekonomi yang lebih baik di Indonesia.
 Titik Sandiaga yang ke-1500 ia gapai saat makan malam di Rumah Makan Dada Tuna, Sorong, Papua Barat. Hal ini juga melahirkan inspirasi untuk memperkuat elemen UMKM di pelosok negeri. Rupanya hal ini dilahirkan dalam pengabdian dalam bentuk lain, meski belum berhasil menjadi Wakil Presiden,  Sandiaga memiliki modal batin yang cukup menjalankan peran sentralnya selaku Menparekraf RI kemudian.
tidak pandang latar belakang suku, ras, golongan, semua lapisan masyarakat dari Rote sampai Mianggas, dari Sabang sampai Merauku, semua pemangku kepentingan negeri ini dilayani . ditemui bahkan dimuliakan dengan baik oleh Sandiaga .