2021 adalah  sebuah tahun penuh kenangan, senang susah tiada kira. Sebagai sebuah negara sempat Indonesia dicibir sebagai negara yang gagal dalam memgelola pandemi sampai titik seterang bulan terakhir, tahun ini.
Kabar duka, lalu lalang bunyi ambulan seperti teror yang jadi mimpi buruk warga +62. Mungkin dunia lupa bahwa negeri kita adalah bangsa kepulauan dengan jumlah yang amat besar. Jadi untuk bisa mem-vwksin ratusan juta orang di pulau-pulau terpisah. Dari mulai pesisir ribuan pulau-pulau kecil., sampai lembah hutan dan pelosok gunung terpencil bukanlah kerja mudah.
Namun sebagai bangsa kita bisa melakukan nya. Sungguh keberhasilan meredam laju pandemi sampai titik terang, seperti hari-hari normal baru sekarang ini bukanlah perkara mudah. Banyak pengorbanan yang dilakukan tenaga kerja kesehatan (nakes) sebagai ujung tombak "perang biologi" level dunia ini.
Di level pemangku kebijakan, capaian ini merupakan gabungan dari kepekaan menangkap beban derita rakyat, tekad melayani terbaik, serta membuka semua solusi berkepanjutan dari multi krisis yang menimpa sebagai dampak ikutan, dari kebijakan yang pro keselamatan rakyat. Semua hal komplek yang manghimpit rakyat serta menjadi beban negara bisa di-aransemen dan di-konduktori. Dengan apik Oleh Jokowi selalu Presiden.
Setelah sempat terpuruk didalam pergulatan meretaa, menyintas kabut pandemi nyaris sepanjang tahun, hampa r din semua orang bina besar oevelnya nyaris gihau, semua nyaris turun di ppkm levl 1. Harus ini adalah hasil kekompakan,. Ketulusan kerja siang malam dari. Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja siaga tanpa istirahat, fokus dan produktif demi menundukkan pandemik. Meski untuk tindakan mulya, banyak tunjangan dipotong, Â program dan mata anggaran lain, dipotong habis demi maksimalisasi program penakanan angka sebaran covid.
Sampai-sampai seorang Menteri Keuangan sekelas Sri Mulyani diancam dipecat oleh MPR, karena keberaniannya memotong anggaran lembaga super tinggi itu.
Kinerja Kemenparekraf dibawah Sandiaga
Lalu bagaimana evaluasi sektor per sektor?.
Coba kita fokus. pada Kemeparekraf, kementerian yang dipimpin oleh Sandiaga Uno, termasuk sektor yang mengalami banyak batu ujian, dari sekitar 37 juta pelaku dan pemangku pariwisata dan sektor industri kreatif, disaat pelaku bisnis resto dan Hotel sampai ada yang beramai-ramai mengibarkan bendera putih tanda menyerah.
Sandiaga Uno terbilang sabar dan tidak. Terpancing situasi untuk cepat cepat membuka pintu wisata seluas-luasnya. Apalagi kondisi maskapai penerbangan Garuda yang nyaris bangkrut karena dimana-mana ada blokade penerbangan serta hotel di area wisata teriak karena sepinya wisatawan mancanegara.
Menaprekraf sangat hati-hati, membuka Bali, tidak buru-buru dibuka gerbangnya, tanpa waktu Karantina yang cukup bagi tamu luar negeri yang datang. Thailand yang melakukan kebijakan bebas karantina, sempat menikmati lonjakan turis. Luar, tapi  tak berlangsung lama, kebijakan  tak berpihak pada. Keselamatan penduduk lokal justru bisa jadi bumerang yang menggerus semua pencapaian statistuk positif di era normal baru ini.