Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kuda Besi yang Sembunyi di Jarum Jam Dini Pagi

4 Desember 2021   23:50 Diperbarui: 4 Desember 2021   23:54 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

00 : 00nana

00 : 00
Waktu membesi berhenti
Saat pesanan 135 unit rumah
400 jutaan bisa jadi
Ditunda, tapi tubuhmu yang nyaris 100 kilogram,  berisi lemak dan kegembiraan, justru lonjak lonjak kegirangan saat motor bututmu yang sempat hilang dikembalikan lengkap dengan basa basi maaf, maling kesiangan.
Sungguh penutup kulminasi malam yang aneh?!.

00  :  13
Derik detik tak kunjung mengerik justru meringkik, layaknya kuda penarik beban terakhir menuju kandang tepi jurang peristirahatannya. Namun sebagai penarik beban, kuda selalu percaya, bahwa esok bisa jadi ada perjalanan lebih menantang. Entah menaiki bukit berbatu,  berduri Atau menuruni tebing licin, curam berbatu, mematikan nyali kuda segar muda sekalipin.
Sebagai kuda tua ia selalu paham,  bahwa ujung bbelati nasibnya sebagai kuda jantan penarik beban,  bukan masuk lubang,  kubangan memalukan tapi terus saja menelusuri jalan berliku nurani joki penunggangnya. Konon mereka manusia tapi banyak yang tinggi ambisi larinya melebihi kuda.

00 : 23
Sebagai tunggangan kuda tetaplah kuda. Kakinya empat,  berlari seorang korsa penarik saisnya. Berkelana. Ke. Ujung jalan gelap,  gerbang mimpi terliar. Apalah esok sampai tujuan dengan mata terbuka,  terbelalak sadar,  atauntwrtutup rapat demi. Melindungi nurani perjalanan dari silau goda matahari. Siapa akan berdiri?!.

00 : 33
Banyak rencana
Banyak prediksi
Banyak harapan
Tak bergening
Hanya menjadi  pantulan bola sepi saja. Sedang malam semakin habis menuju pagi.
Bolehkah. Aku cemas
Mencemaskan dirimu  yang tak pernah mau tertambat di kandang pasti
Wahai kuda binal mimpi mimpiku?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun