Setidaknya, ada satu syarat mnjadi dalang yang tidak bisa dioenuhinya, yaitu bersila dengan sempurna karena apernha cidera kaki saat main volley ball. Saat ditelisik lebih jauh. Barulah dibuka rahasia dalang tiban itu.
Pada sebuah perayaan hari kemerdekaan, seniman yang tidak pernah belajar khusus seni mendalang ini, disiapkan oleh kawan-kawan seperjuangan perqlatan wayang lengkap di panggung dengan isntrumen pengiringnya. Saat pentas baru berlangsung sebentar, Ki Panji pingsan dalam posisi duduk di depan wayang kulit yang tengah dimainkannya. Karena tidak jatuhjatuh, Â tidak ada yang tahu keadaan sang dalang.
Angin pun berkesiur dan dalam keadaan kegelapan pingsan dunduk itu datanglah cahaya leluhur yang langsung masuk ke kalbu dalam sangat dalang yang mentas karena dipaksa teman-temannya dan meramaikan perayaan tujuh belas agustusan saja niatnya.
Tiba-tiba, seniman yang tak paham babat naskah utuh lakon wayang ini paham semuanya. Mendadak malam itu ia mendapat wahyu tiban sebagai dalang Paripurna. Sungguh pengalaman yang dasyat. Sejak itulah ia malang Mel ntang sebagai dalang. Sampai malam ini kita akan sama-sama menyaksikan kiprahnya. Sebagai duo. Dalang mementaskan lakon "Pendawa Mbangun Sanggar ".
Mari kita saksikan
Kita semangati dan lestarikan senin tradisi wayang. Kulit adiluhung ini melalui pentas virtual!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H