Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menanti Sepi di Ujung Galaksi

26 Oktober 2021   11:17 Diperbarui: 26 Oktober 2021   17:58 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waktu telah menenggelamkan tsunami rasa menjadi sekembut bisikan laba laba (wallpaperaccess.com)

Apa yang terjadi
Adalah sejarah hati

Tak ada yang berpaling
Mengingkari
Tak ada yang menunduk
Mencari jejak mesra
Hanya rumput
Runduk
Hanya ranting bunga patah
Tersisa

Ruap wangi
Keringat penyerahan
Persembahan romansa
Menyublim
Ke langit
Jadi uap air
Jadi hujan
Yang kadang jatuh di pipi
Saar hati getas
Dipeluk memori
Tak terlupakan

Bila kini
Hanya ruang sepi
Angin kasak kusuk
Yang sibuk mengusik
Senja hati

Sumarahlah
Pasrah pada rotasi semesta kasmaran
Mirip ruap gelora tsunami
Lalu  berbisik tipis
Tipis
Selembut benang laba laba

Kekasih
Apapun peristiwa kosmis batin
Aku tetap menantimu
Sabar di sudut galaksi
Tersepi
Abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun