Ingin kuceritakan padamu
Tentang momen sederhana
Penting
Yang pernah kita lalui
Yaitu momen jatuh
Yang menyentuh inti hati
(I)
Ketika hatiku jatuh
Mutlak padamu
Bukan karena pelet asmara
Tapi aku bertekuk lutut saja
Memujamu
Tanpa alasan,
Mungkin karena getaran kulit siku
Tangan yang berada
Diatas perahu
Saat festival cisadane
Mungkin karena aku melihat matamu
Penuh sungai kasih sayang
Yang akan mengalir untuk anak
Anakku
(II)
Saat jatuh dari motor
Di tengah malam gelap
Di aspal keras
Kau hanya perduli
Pada keutuhan mukaku
Aku mencemaskan jabang bayi
Yang kau kandung
Disitu ego hilang
Cuma cinta
Lain tidak
(Iii)
Saat pandemi menjepit
Harapan berjatuhan
Layaknya bintang jatuh
Tak ada yang kita perdulikan
Kcuali masa depan
Lebih baik
Teruntuk buah hati kita
(Iv)
Saat kulihat air matamu jatuh
Lebih deras dari hujan
Bulan Juni,
Aku tak bisa pergi jauh
Selamanya
Hanya berputar putar
Mengitari
Telaga sejuk
Penuh pengampunanmu
(V)
Kembali aku jatuh
Mendalam
Tenggelam
Pada samudera makna perjalanan
Pengabdian
Dan pengorbanan diri
Yang melebihi arti persembahan semusim badai asmara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H