Â
Kita akan punah
Oleh kemajuan yang kita miliki,
Andai pun manusia sempat tersadar
Semuanya terlambat
Kiamat sudah dekat  !
(Roy Scranton mencoba menggugah
mencambuk agar  manusia selamat dalam bukunya Learning to Die in the Anthropocene: Reflections on the End of a Civilization (2015))
Percaya atau tidak
Terserah,
Tapi bumi tempat tinggalmu
Tanpa kau sadari
Sudah lima kali punah massal
Kiamat kecil
Dihajar perubahan iklim
Dibakar efek gas rumah kaca
Yang pertama bumi memerah membara
sekitar 450 juta tahun lalu
 86 persen spesies punah
 Yang paling parah,
 250 juta tahun lalu
 ketika karbon dioksida
Memicu gas  metana
bikin bumi meriang panas tinggi
lebih hangat lima derajat celsius saja
Menyapu kehidupan kompleks
 Daratan
Lautan
Dan udara
Itulah masa holosen
Masa kakek moyang manusia purba
Mulai belajar mendominasi habitat hidup planet bumi,
Masa antroposen
Masa manusia modern berkuasa
Pemuja tehnologi terkini
Pemboros enerji fosil
Melepaskan residu karbon dioksida
Sepuluh kali lebih cepat dari pendahulu
Membahayakan semesta mayapada
Ribuan kali lebih fatal dari leluhur dulu
(The Uninhabitable Earth: Life After Warming (2019))
Ada rasa pongah  memasuki abad 21
Sebagian elit penguasa
Orang kaya berkolusi
Mandi kuasa
Mandi uang
Lalai melindungi hutan
Mengaduk aduk kekayaan laut
Sampai habis
Sampai tiris,
Lalu mencemari udara
sungai dengan limbah industri mematikan berudu
Bayi ikan
Udang tiram lugu
Ular dan buaya lengah
Burung pun tersedak plastik
Hilang nafasnya terengah
Keracunan massal
Air sungaimu tercemar
Langit biru muda
Abu abu
Penuh racun kimia
Atmosfermu mabuk karbon monoksida,
Sejatinya kita semua kemaruk enerji melewati ambang batas
menyalakan mesin industri tanpa henti
Dari knalpot motor
Mobil
Dari pendingin AC ruang
Dari nyala lampu listrik
Gajet di tangan
Kalau seluruh kemewahan peradaban
Hasil kemajuan bersama
Tidak dinikmati
Sekarang,
Lalu generasi pewaris bumi nanti
Haruskah gigit jari  ?
Sejatinya kita sedang memendekkan usia sejarah manusia
Dengan laku ngawur
Tak bertanggung jawab ini
Telah lima kiamat kecil dilewati manusia dengan selamat
Mestikah
Kita mengundang kiamat keenam
Pagi pagi
Kiamat bukan jauh dari luar sana
Ia ada diujung mata
Di ujung jempol
Di ujung logika pikiran waras
Di semua lini kemajuan budaya hidup yang kita reguk foya foya
Hingga mabuk gas metana
Bumi diselubungi selimut kaca
Panas tak terkira
Ada bayangan hantu bahaya Mengancam semua
Bukan karena konspirasi virus pandemi, justru akibat terjangkit wabah penyakit misterius tak terlawan
Tubuh paling kuat sekali pun,
Yang mikroba pembawanya bangkit setelah ribuan tahun membeku di lapisan es yang mencair tiba
Tiba
Karena pemanasan global,
Efek rumah kaca
Semua gagal menjaga suhu rata rata
Per tahun dibawah dua derajat celcius.
Inilah momentum tantangan terbesar bagi peradaban manusia
Apakah kita bisa menghindar dari ancaman kiamat sengatan panas
Spontan
Seketika  ?
Maka
Sederhana kan hidupmu,
Bersepedalah
Kurangi pemakaian kendaraan bermotor pribadimu,
Naiklah bis umum
Kereta
Hemat enerji fosilmu
Matikan listrik saat tak perlu
Kurangi pemakaian pendingin ruang
Hemat
Makan secukupnya
Agar daur ulang alami mengalir
Agar  skenario kelam
Proyeksi kenaikan gas rumah kaca tertinggi  di tahun 2030---2040-an,
Tidak melenyapkan keragaman  penghuni hutan tropis
Gelombang panas laut  tropis  pun
Mulai memutihkan terumbu karang,
Suhu laut katulistiwa memanas
Ikan ikan berteduh
Kearah laut dingin kutuh selatan
Kutub utara,
Ikan pun langka di pulau tropis
Nelayan menangis
Gigit jari
Gagal berburu hasil
Gagal menghidupi anak istri
Binatang dengan siklus pendek
Bisa cepat beradaptasi
Tapi burung
mamalia
yang hidup lebih lama
bisa gagal melaluinya
 Hanya beberapa generasi yang dapat menyesuaikan diri sebelum terjadi kepunahan
Saat sudah terjadi kenaikan suhu
Sirnalah spesies terapuh berevolusi
Beradaptasi,
Termasuk kita manusia
Saat hati gamang melewat normal baru
Kita lewati puing puing keterpurukan
Tatanan sosial ekonomi,
Akibat badai pandemi global
Statistik laju peradaban
Runtuh
Hanya dalam hitungan bulan
Tak ada negara
Tak terdampak,
Semua mengalami multi krisis
Tak berjeda
Waspada lah
Buka mata batinmu,
Bila kita tak siaga
Ancaman pemanasan global
Sungguh nyata
akan memangkas sejarah panjang keunggulan ras manusia
Akan kalah sebagai benalu pecundang
di depan mata
Tibalah kita
Pada ujung mengerikan jagad Mayapada elok ini
Dari kiamat akal sehat insan manusia  penjaga  khilaf dari tugas mulianya
Mengasuh bumi agar lestari
Abadi