Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Purnama Blue Moon di Laut Kami

23 Agustus 2021   14:39 Diperbarui: 23 Agustus 2021   14:51 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blue moon (bob van alphen)

Jangan bersedih
Jangan menyerah
Bertahanlah sedikit lagi

Siapa tahu setelah purnama blue moon berlalu
Angin dan ombak bersahabat
Ikan di dasar sana lapar
Dan mau makan umpan cumi
Udang hidup kita

Karena perahu berbaling baling dua motor ini lambungnya kosong kotak kotsk esnya melompong
Kosong belum berisi ikan
Mungkin tengiri
Mungkin tongkol
Mungkin kerapu

Purnama kuat blue moon
Membuat ikan sasaran pancing puasa makan
Meski senar sudah terulur jauh
Digenggaman tangan
Saat perahu manuver memutar
Membuat umpan jadi menggairahkan

Tak banyak ikan buah tangan yang bisa dikail
Sekedar pengganjal perut seisi rumah
Tapi tak ada caci maki
Serapah
Malah syukur tak henti

Di benak nelayan pemberani
Bila ikan tak banyak yang menggigit di senar dan kail yang terulur puluhan meter di belakang perahu
Saat blue moon purnama hadir
Karena laut adalah pusat doa
Bila rejeki tangkapan ikan sedikit malam ini
Esok
Lusa
Pasti banyak memenuhi kotak es
Luber sampai lambung doa

Ihtiar
Keringat dan doa
Adalah teman seiring jalan
Hasil dan kenyataan nanti
Adalah penerimaan hati
Berdamai adalah pilihan baik
Daripada merutuki blue moon

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun