Baliho gus muhaimin
Menyapa seluruh negeri dengan senyum cerah menggugah
Disaat  semua suntuk lesi
Larut dalam duka
Dan pesimisme
Sepintas menghibur
Sekilas menyemangati sepertinya
Dalam situasi baru mau normal
Di serba abnormal ini
Puluhan baliho muka manis
Ribuan baliho janji manis
Menghiasi jalan protokol pelosok nagari
Senang senang saja melihatmu
Tapi dalam suasana serba sempit dan sesak hati begini,
Apa tidak lebih baik bagi bagi semangat lewat kedatangan tulus ke pojok pojok duka, menyapa, membakar daun bambu kering jadi nyala api
Bukankah tanah air perlu darma bakti
Perlu karya nyata
Daripada sekedar senyum perkenalan
Demi sebuah peringkat
Lonjakan prosentssi poling survei tak seberapa
Ingat
Rakyat makin pintar
Semua mencatat siapa berbuat terbaik
Siapa pengabdi terbaik
Siapa sekedar hadir tapi tak mumpuni
Sulit masuk di hati
Selamat datang baliho baliho perkenalam diri, setidaknya kau menyemarakkan kota koya yang sepi hiasan akhir akhir ini, juga membuat orderpemasangan baliho jadi marak dan sedikit melumasi roda ekonomi wong cilik
Walau banyak yang berharap, lebih banyak karya nyata daripada sekedar jual senyum dan masker mahal
Selamat datang baliho
Baliho semarak jamur musim hujan janji
Yang sulit memupuk balas budi
Ingat Â
Yang diingat rakyat bukan gambar
Tapi sentuhan
Tatapan langsung
Tepukan penyemangat
Dan keramahan dalam keringat kebersamaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H