Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Sisi Nasib, Sejatinya Kita Tak Beda

16 Juli 2021   21:49 Diperbarui: 17 Juli 2021   02:09 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengukur kilometer kesetiaan di jalan berliku nasib (gurujiwa) 


Dua sisi mata uang
Disana kau berbagi
Dalam suka duka
Ruang penat
Tak berjeda
Tak bermasker
Tak prokes

Disini
Dunia terlalu luas untuk kujelajahi
Laut yang bergelora peluh
Debur yang mengalahkan lenguhmu
Semua berjarak
Bermasker
Sepi kehilangan riang pantai puruih

Tak ada wisatawan
Tak ada pelancong
Bisa menjamah
Bibir putih pasir pantai
Dijaga petugas pembendung virus kebusukan jaman
Diblokade aturan rumit yang mematikan denyut jantung pertumbuhan peradaban

Dalam satu keping dunia sama
Kau
Aku
Berada pada keping berbeda
Satu sisi sesak
Berdesak kelam
Sisi lain benderang terang
Penuh hawa segar
Kemerdekaan ide
Kelonggaran pikir

Pada era normal baru begini
Apa yang tersisa
Di penghujung hari,
Doa saja tak mujarab
Menyembuhkan sakit
Lubang luka
Kehilangan
Berduka

Pada dua sisi ketip nasib
Sepertinya kita berbeda
Tapi sejatinya
Sama,
Hanya meneruskan cerita kebaikan
Bagi anak cucu nanti
Bahwa pernah pada suatu masa
Kakek moyangnya
Gagah berjuang
Berani berkurban
Menyintas badai kehidupan
Penuh onak duri masalah

Walau kadang menangis
Walau acap merintih
Menjerit ke dalam
Palung dalam keluasan hati

Cukup kita berdua yang tahu
Biar dunia
Mencatat sejarah dua hero tak terkalahkan
Oleh musuh manapun,

Dik,
Kita hanya kalah oleh diri sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun