Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cahaya, Bukankah Kau Bisa Menerangi Gelapmu Sendiri

6 Juli 2021   23:31 Diperbarui: 8 Juli 2021   22:41 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cahaya terangilaj gelapmu sendiri (freepic) 

Cahaya
Makin hari kau makin dewssa
Dan berjiwa

Ada perjalanan yang bisa kita rangkai bersama seperti waktu bertelah, sayapmu telah tumbuh kuat dan menggetarkan siapapun lawan,  rival hidupmu

Tapi Isi hidup bukanlah sekedar pertarungan hidup mati saja , Ada wangi aroma pohon surga di bumi yang menguar memabukkan, disini

Ada asmara, bisa,  racun pemunah dahaga
Ada ramuan mantera jiwa pelumpuh logika

Cahaya
Irama bumi bukanlah orkestra  kodok ngawur menceracau tanpa partitur.  Segala ketakteraturan di sekitar kepalamu. Hanyalah dimensi kekacauan nukilan guncangan semesta

Cahaya
Kita berada dalam 1999 kilometer
Mil.laut tak terukur
Kau di jantung jawa
Aku di hati sumatera

Kita jauh
Tapi teramat dekat
Sepintas tak terlihat bersama
Tapi kita sealun
Sejiwa

Cahaya
Namamu adalah kepastian yang ditunggu Pusat kegelapan lubang hitan lubang cacing
Jalan pintas
Menuju mata air kesucian

Cajaya
Lalu apa yang kau takutkan
Bila dunia kecil dan besar ini
Jerih menyebut hadirmu

Cahaya
Kau wajib ada dalam semesta
Kecil besar
Konstelasi keakbaran Pencipta
Tapi kau
Wajib ada
Menerangi kelam hatimu sendiri
Duhai cahaya
Maha cahaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun