Prak!
Angin berdesis kencang dari jendela terbuka gedubrakan.
Aku tergeragap bangun, pintu jendela studio terbuka lebar. Padahal aku yakin sudah menutupnya, sebelum tengah malam tadi. Karena sedang tidak mood menulis, Â gorden dan jendela studio menulis, kututup lebih cepat dari biasanya. Lalu, aku tertidur pulas sekali.
Ketika terbangun semua alat tulis di meja kerjaku,  laptop, notebook iPad,  Dan HP android. Lenyap semua,  tak berbekas. Jaman krisis begini, masih  ada maling tega,  mencuri peralatan buat bertahan hidup dari penulis miskin sepertiku. Tega!
Aku melongok jauh keluar jendela,  studio panggung kayu,  diatasi telaga berkedalaman tiga meter begini,  siapa yang sanggup mengambil alat. Lalu mencebur ke telaga.  mungkin menyelam dalam kedalaman air hitam tak bercahaya.  Aku pusing putus asa.. Menebak siapa  tersangka?
Setelah mencoba meminum air putih, Â menghilangkan kagetku. Terseok lemas aku melangkah ke kamar tidurku, di kasurku, kulihat seorang lelaki tidur telanjang, memeluk laptop, notebook, iPad, Â dan HP android. Berarti lelaki ini pencuri yang kucari. Berarti belum. Jauh, Â ia lari. Lega juga. Semua ketemu.
Kubalik mukanya  barangkali aku Kenal, lelaki yang Pulas Tidur di kasihku itu kupandangi teliti. Sekilas mirip benar denganku. Lelaki pencuri semua alat tulis Dan ide-ide besar  karyaku,  ternyata,  diriku sendiri...
Aah ?!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H