18 kelopak wijayakusuma mekar, wangi surga diruapkan
Malam di tenda  dingin berkabut,
Jadi hangat karena percakapan kecil kita
Tentang apa saja
Menghitung bintang jatuh
Mencari rasi bintang favorit
Langit tersibak
Penuh taburan permadani
Cahaya antar galaksi
Kunang kunang angkasa
Selalu ada kehangatan
Mengusir mimpi buruk bersamamu
Hantu-hantu di kepala pergi
Hantu-hantu di sekitar sini pun pulas
Kenyang makan aroma memabukkan
Wijayakusma
Setelah mekar hanya.semalam
Setelah melayani kami maksimal
Kelopak-kelopak bunga putih menguncup
Pamit meditasi
Mencari energi mekar kembali
Hari indah tiba
Embun jatuh
Diatas sajadah di teras kebun harap
Matahari mengintip cemburu
Pada kebersamaan mesra kita
18 tahun terakhir
Terimakasih selalu hadir di hati
Beruntungnya aku,
Pernah dan selalu
Kau ijinkan berteduh
Di peraduan hangatmu
Dalam segala cuaca buruk maupun cerah
Dalam ketenangan horison merah pagi ini
Ayo bakar sedikit kayu kayu kering asmara
Agar sambaran dingin pergi
Raga dan jiwa kembali terhangati,
Bukankah tujuan kemah aniversary ini
Untuk kembali mengenali suhu ekstrem romansa
Agar makin banyak warna di jejak tualang bersama
Bukankah terbukti
berkemah berdua
Jauh lebih baik
Daripada buka tenda sendiri
Menjemput badai senja nanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H