Aku perkenalkan padamu seorang perempuan berkerudung, di sudut kanan foto, sedang memegang tubuh ular sanca belang dengan penuh kasih sayang. Dia akrab dipanggil Biyung. Tidak seperti kebanyakan perempuan yang senang di zona aman, nyaman rumah. Teras, dapur dan kamar hangat.
Biyung sering membawa aku dan buah hati keluar ke batas nyaman. Kadang kami diajak main ular, bayi buaya, iguana dan reptil liar yang sudah jinak, bersama komunitas pecinta hewan melata itu.
Sungguh butuh keberanian, untuk sekedar memiliki nyali, mendekati hewan berdarah dingin yang terkenal ganas dan liar, di tangan dingin Biyung, hewan ganas itu jadi jinak dan menurut, maka kami pun berani menyentuh lalu bermain dengan yang terbesar sekalipun.
Dingin, menenangkan, menguji nyali. Bikin. Kami semua sayang pada reptilia yang sayang pada manusia, selama tak diganggu hajat hidupnya di alam liar. Terima kasih Biyung, kau buat kami berani. Kalian berani ?
Ayo Sini!

Tak banyak yang tahu, bahwa di sini pusat dari tarian lumba lumba pagi. Hanya saja harus tiba di pantai sebelum matahari terbit, karena Lumba lumba datang ke teluk hangat itu, pesta makan sebelum jam sembilan pagi. Sebelum matahari tinggi.
Lagi lagi Biyung sambil duduk santai di bagian belakang perahu, dekat pengemudi kapal moyor, menantang kami, yang takut takut dengan ayunan ombak dan kedalaman laut, dengan formula kapal kayu motor bercadik. Ada puluhan kapal yang membawa turis lokal dan mancanegara saling berpacu mengejar lumba lumba.
Sungguh, bikin gemetar, karena semua berkecapatan tinggi demi memburu titik. Muncul gerombolan ikan cerdas itu. Untung kami semua pakai pelampung. Ketawanya tak berhenti, memancing agar kami berani main pwrahu di laut. Begitu lumba lumba muncul. Semua bersorak senang. Lupa takut main di laut. Seru kan?

Kecintaannya pada alam, sejak muda, saat masih jadi pecinta alam di Girigahana, gua gua di pelosok negeri ia jelajahi dengan gagah berani. Kemudian semua kecakapan itu Biyung tularkan tulus kepada aku dan buah hati. Juga kepada sanak kerabat.
Mereka yang tak mengenal nikmatnya tidur di alam bebas, diajaknya bersuka ria, main air di air terjun sampai sungai jernih yang mengalir jernih, bermain naik turun bukit, makan bebas, dan menyalakan api unggun. Jagung rebus, singkong dibakar. Sosis, nuget dihangatkan ala satai. Keseruan itu terjadi di camping ground Gunung Bundar, Bogor